Setiap Hari Kita Berfilsafat

Oleh : Ahmad Shobrianto


Ketika pertama kali mendengar kata “filsafat” pastinya anggapan paling umum yang sering terjadi, “wah, bahas yang dalam-dalam nih”. Baik dalam pembicaraan dari orang lain atau bahkan membaca buku. Memang secara ketika membahas filsafat yang dibahas hal yang sulit, tinnggi, abstrak, tidak ada kaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Padahal, dalam pembahasan pokok permasalahan yang dibahas dalam filsafat terkait dengan persoalan yang pernah dialami seseorang. Dalam hidup, tentu kita pernah mempertanyakan, memikirkan dan merenungkan kenapa ini harus begini, dan tidak boleh begitu. Sedangkan itu harus begitu, tidak seharusnya begini. Kenapa saya jomblo? Untuk apa saya harus berbuat baik? Kenapa orang berbuat ini dengan seenaknya sendiri? Mengapa ada istilah rasan-rasan? Hal inilah yang menjadi objek dari filsafat.

Dengan mempertanyakan persoalan kehidupan ini secara tidak langsung, kita sedang berfilsafat. Simpelnya, dengan bertanya terkait sesuatu hal itulah yang dinamakan berfilsafat. Jadi, secara umum, kita sudah ‘berfilsafat,’ yaitu mengajukan pertanyaan filosofis, terlibat dalam perbincangan filosofis, dan memegangi sudut pandang filsafat tertentu.

Lalu gunanya untuk apa? Minimal dengan mengetahui filsafat, kita lebih mudah untuk mencari suatu jawaban atas persoalan dari berbagai sudut pandang pada diri kita masing-masing. Setiap jawaban atas pertanyaan yang diajukan akan menimbulkan lebih banyak lagi pertanyaan. Namun demikian, menganalisa berbagai jawaban ini merupakan bagian dari berfilsafat itu sendiri.

Jadi, jika filsafat hanya membuat kita ‘bingung’ dan tidak mampu menyodorkan ‘jawaban’ yang siap pakai, maka untuk apa kita susah payah belajar filsafat, apalagi berfilsafat? Tentu saja, jawaban dari pertanyaan ini adalah tergantung pada tiap individu. Namun, manusia normalnya selalu ingin mencari tahu, maka rasa itu pun akan terus menerus mengikutinya. Dengan mempelajari filsafat, jalan untuk memenuhi rasa keingintahuan tersebut akan lebih terarah dan lancar.

Bukan saja dalam menjawab pertanyaan, tetapi juga dalam mengajukan pertanyaan yang mana, dan dalam bentuk apa pertanyaan itu seharusnya dirumuskan. Lebih lanjut, filsafat akan memandu untuk mengetahui tentang bagaimana dan dimana bisa mendapatkan jawabannya, paling tidak jawaban yang pernah dikemukakan para filosof sebelumnya.