3 Inovasi Pelayanan Publik Jateng Masuk Top 99
Apenso.id // Tiga inovasi pelayanan publik yang diciptakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah masuk dalam top 99 inovasi pelayanan publik yang diselenggarakan Kementerian Pendayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Tiga inovasi itu adalah layanan Peluk My Darling (perawatan luka kusta menyeluruh dengan garden healing) yang diciptakan RSUD Kelet Jepara, penyederhanaan prosedur pendaftaran (rumah sakit, red) melalui si bina cantik (sistem bridging sim RSMS, BPJS, dan INA CBG’S menuju akuntabilitas, transparansi, dan efisiensi pelayanan kesehatan JKN secara paripurna), dan penetrasi online (pengembangan sistem SMS gateway menuju registrasi online) oleh RSUD Prof Dr Margono Soekarjo.
Penghargaan atas prestasi inovasi layanan publik tersebut diserahkan Menteri PAN RB Asman Abnur kepada Gubernur Jawa Tengah yang diwakili Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP dalam acara Penghargaan Top 99 Inovasi Pelayanan Publik, di Gelora Joko Samudro Kabupaten Gresik Jawa Timur, Sabtu (20/5) malam.
Sekda Sri Puryono berharap, penghargaan yang diberikan dapat memacu semangat jajarannya untuk memberikan pelayanan yang semakin baik kepada masyarakat.
“Penghargaan hanya sebagai sasaran antara. Tujuan utama adalah bagaimana memberikan pelayanan masyarakat secara prima, yakni mudah, murah, cepat dan akuntabel. Jadi pemerintah harus hadir di tengah-tengah masyarakat yang butuh bantuan dan pelayanan yang baik dari kita,” bebernya, saat ditemui sebelum berangkat ke Gresik, di RSUD Prof Dr Margono Soekarjo, Sabtu (20/5) pagi.
Dia menyampaikan, tidak mudah untuk bisa masuk dalam Top 99. Pada tahap awal, mesti melalui seleksi administrasi, berkompetisi dengan lebih 3.200 inovasi lain yang masuk dalam Sistem Informasi Inovasi Pelayanan Publik (SiNovik).
Dari hasil seleksi administrasi, sebanyak 1.373 inovasi dinyatakan lolos ke tahap selanjutnya. Setelah itu, dilakukan desk evaluation yang timnya terdiri dari dosen senior yang berpengalaman sebagai asesor.
Berdasarkan penilaian desk evaluation, tiga inovasi pelayanan publik bidang kesehatan milik Jateng masuk dalam 150 proposal terbaik. Selanjutnya, dilakukan reviu oleh Tim Panel Independen untuk menentukan Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2017.
“Tiga inovasi pelayanan publik Jateng masuk Top 99, setelah diseleksi 3.200 lebih yang masuk. RSUD Margono Soekarjo dapat dua. Yang satu Rumah Sakit Kelet Jepara,” jelas dia.
Lebih rinci Sekda menerangkan, inovasi layanan publik Penetrasi Online maupun Si Bina Cantik dari RSUD Margono diwujudkan melalui layanan RSMS (RS Margono Soekarjo) online. Yakni, aplikasi berbasis android yang dapat diunduh di google playstore untuk memudahkan pasien dalam mendaftar kunjungan rawat jalan secara online.
Proses pendaftaran tersebut berlaku bagi seluruh peserta jaminan kesehatan, seperti BPJS, Jamkesda, dan umum. Penggabungan sistem pendaftaran bagi ketiga kategori pasien tersebut ke dalam satu sistem, merupakan kali pertama dilakukan di Indonesia.
“Dengan RSMS, pendaftaran dilakukan secara online dan sudah penggabungan tiga sistem jadi satu. Itu sudah bagus. Karena selama ini kadang-kadang karena tiga sistem berbeda, input kadang keliru. Dengan sistem seperti ini akan lebih sederhana. Dan masyarakat akan lebih senang. Masyarakat akan merasa dilayani lebih cepat dan dia lebih murah karena tidak bolak balik,” ucap mantan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah ini.
Sistem pendaftaran online melalui android yang sudah dioperasikan sejak Februari lalu, imbuhnya, mampu mengurangi antrean panjang yang biasa terjadi di RSUD Prof Dr Margono Soekarjo.
Sebelum diterapkan sistem pendaftaran online, pada pukul 06.30 WIB paling tidak sudah antre 400 pasien. Sekarang sudah tidak lagi.
Selain mengurangi antrean pasien, RSMS online juga memberi kepastian waktu periksa. Dari sisi rumah sakit pun mendapat keuntungan.
Sebab, kemudahan layanan yang diberikan, pasti akan mengikatnya menjadi pelanggan yang dilakukan RS Kelet, Sri Puryono menjelaskan, inovasi yang dilakukan adalah melakukan upaya penyembuhan kepada penderita kusta dengan memberdayakan sumber daya alam di sekitar rumah sakit. Artinya, pasien tidak hanya diobati di kamar rumah sakit, tapi dikenalkan dengan lingkungan sekitarnya.
“Dengan cara seperti itu, ternyata pasien lebih enjoy. Secara psikologis lebih senang dan membantu proses kesembuhan lebih cepat. Dari yang biasanya enam sampai tujuh bulan, menjadi tiga bulan saja,” tandas Alumnus UGM ini.
Ditulis Oleh : M Faishol Fatih
NIM : 222020100196
Mahasiswa Fakultas Bisnis, Hukum dan Ilmu Sosial (Administrasi Publik)
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo