30 Pemuda Terbaik Jatim Kuliah ke Mesir

SURABAYA, PANESO.ID || Perjuangan M. Arif Ilham akhirnya membuahkan hasil. Cita-cita untuk kuliah ke Mesir pun tercapai. Ia merupakan 1 di antara 15 santri yang mendapat kesempatan kuliah di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Tahun ini Jawa Timur mengirimkan 30 orang ke negara tersebut.

Mereka mendapat program beasiswa santri pondok pesantren (BSPP) dari Pemprov Jatim. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa kemarin, 6 Maret 2023, secara resmi melepas para santri dan santriwati itu untuk berangkat ke Mesir.

Arif menceritakan, saat seleksi, dirinya sempat mengalami kendala. Anak pasangan Jumari dan Maimunah itu pun sempat patah semangat.

”Tapi, kedua orang tua saya memberikan support. Saya pun kembali semangat,” ungkapnya saat ditemui di Gedung Negara Grahadi.

Ia bersyukur lantaran dalam seleksi itu bisa terpilih. Terakhir, ada 60 orang yang ikut seleksi. Namun, memang yang dipilih hanya 30 orang. Perinciannya, 15 santri dan 15 santriwati.

Ia dan rombongannya akan berangkat ke Mesir pada 10 Maret 2023.Di Universitas Al Azhar, alumnus Pondok Pesantren Baitul Arqom itu akan menimba ilmu di fakultas ushuludin.

”Kalau sekarang belum bisa memilih jurusan. Nanti semester tiga baru bisa memilih jurusannya,” ungkapnya.

Khofifah senang santri dan santriwati yang berangkat dari Jatim itu masuk dalam peringkat pertama sampai ke-30 dari 400 peserta matrikulasi Pusiba (Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab) berasal dari LPPD (Lembaga Pengembangan Pesantren dan Diniyah) Jatim.

Ketua LPPD Jatim Abdul Halim Soebahar menambahkan, ujian bagi 30 penerima beasiswa ke Al Azhar tersebut sangat berat. Tetapi, mereka berhasil lulus dengan sangat memuaskan.

”Pusiba itu satu-satunya lembaga yang dipercaya Mesir untuk menyeleksi kompetensi bahasa Arab calon mahasiswa Al-Azhar. Awalnya tahap kedua yang diuji itu 60 orang. Akhirnya tinggal 30 orang. Yang lolos itu dites perseorangan,” ucapnya.

Rencananya, para mereka diberangkatkan pada 8 Maret. Namun, karena sisa kursi pesawat tinggal 11 seat, keberangkatan diundur menjadi 10 Maret 2023. Mereka akan berangkat dari Jakarta.

”Untuk living cost, mereka akan mendapatkan Rp 2,5 juta per bulan. Terus, ada biaya untuk kitab dan ada biaya untuk kesehatan. Sedangkan untuk kontrakan, itu sudah dibayar,” paparnya.

Wartawan : Hasyem Asy’ Ari
Editor : Imam Mu’iz