Agus Subiyanto, Smart Power Untuk Papua


Apenso.id – Salah satu ujian bagi Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto adalah dalam penanganan keamanan di Papua. Ia menjelaskan bakal menggunakan smart power dalam menangani konflik di Papua. Berikut penjelasan singkatnya kepada sejumlah insan media.

“Kemudian tentang penanganan Papua, kan saya sudah sampaikan bahwa penanganan Papua kita harus smart power ya,” katanya kepada wartawan seusai upacara sertijab KSAD di Mabesad, Jakarta Pusat, Jumat (01/12/2023).

Agus mengaku akan menggunakan hard power untuk menangani konflik di Papua sebagai jalan terakhir. Dia menyebutkan hal itu dilakukan lantaran serangan KKB juga sudah dilakukan terhadap prajuritnya hingga gugur. “Menggunakan soft power, menggunakan kalau hard power itu jalan terakhir, seperti yang mereka sekarang sudah menyerang-menyerang kita, ya kita gunakan hard power,” ujarnya.

Lebih lanjut, Agus berduka atas gugurnya para prajurit yang gugur di Nduga, Papua. Dia memastikan hak prajurit yang gugur akan dipenuhi. “Dengan adanya prajurit yang gugur, saya selaku Panglima TNI berdukacita pada prajurit-prajurit terbaik kita dan kewajibannya, hak-haknya akan kita penuhi,” ujarnya.

Terbaru, dua prajurit TNI dari Satgas Yonif 411/Pandawa dilaporkan gugur setelah diserang kelompok kriminal bersenjata (KKB) di kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Keduanya diduga diserang oleh KKB Kodap III Ndugama.

Berdasarkan data yang diterima detikcom, peristiwa tersebut terjadi di Distrik Paro, Nduga, pada Kamis (30/11), sekira pukul 16.18 WIT. Dua prajurit yang gugur tersebut rencananya dievakuasi ke RSUD Mimika. “Rencana info satuan begitu (prajurit gugur dievakuasi ke RSUD Mimika),” kata staf Humas RSUD Mimika Lukcy Makahena saat dimintai konfirmasi, seperti dilansir detikSulsel.

detikcom meminta konfirmasi kepada Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen Izak Pangemanan terkait insiden tersebut. Namun Izak belum memberikan respons. Sementara itu, Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri mengimbau kepada aparat untuk tidak gegabah terkait penyerangan tersebut. Sebab, dia khawatir, apabila KKB dikejar, justru akan berisiko. “Saya minta begitu juga Pangdam kira-kira sama. Kita tidak perlu kejar karena itu sangat berisiko bagi nyawa,” kata Irjen Mathius kepada wartawan di Mapolda Papua, Kota Jayapura.***

(Ful)