ANDI QUTUZ GURU SENI BUDAYA SMAN DRIYOREJO PENUH KREASI DAN INOVASI
GRESIK, Apenso.id – Guru Seni Budaya SMAN Driyorejo Gresik Andi Arifianto yang populer dengan sapaan Andiy Qutuz, tidak hanya dikenal piawai di bidang seni lukis juga terampil berkreasi di bidang karya Sastra – Puisi.
Andiy Qutuz yang juga merupakan alumni Universitas Negri Surabaya (UNESA) angkatan tahun 1993 ini di ranah seni Sastra Puisi telah menerbitkan 3 buku Antologi Puisi, dua buku diantaranya buku Antologi Puisi “Tulisan dan Puisi” serta “Tiga Kekuatan Satu Dahaga”.
Dimana buku-buku tersebut telah mendapatkan respon positif dari salah satu ustadz ternama di Indonesia, yakni ustadz Felix Siauw dan Dr. Ahmad Sastra.
“Ada banyak yang tersisa dari pengamatan mata. Begitu juga lebih banyak yang tersisa dari kembara rasa bagi yang tak mampu dipahami oleh akal, sebagiannya bisa dijawab oleh jiwa disitulah samudera tasawuf bermula,” ungkap ustadz Felix Siauw.
Ustadz yang juga menulis buku tentang Islamic Inspirator dan buku Al Fatih 1423 ini mengungkapkan bahwa buku dari Andi Qutuz merupakan buku-buku yang inspiratif terutama buku Antologi Puisi “Tulisan dan Puisi”.

“Buku ini hanya bagian kecil dari awal mulanya,” demikian ungkap ustadz Felix Siauw kepada Apenso.id mengungkapkan perasaannya terhadap karyanya Andi Qutuz.
Sementara Dr. Ahmad Sastra (Forum Doktor Islam Indonesia, penulis puisi viral “Jangan Teriak Merdeka, Malu Kita”) berpandangan, tiap goresan pena Andi Qutuz melukiskan kedalaman selaksa makna dari seseorang yang sedang berusaha mengeja diri untuk menjadi kekasihnya.

Andi Qutuz yang merupakan Guru Seni Budaya yang pernah memperoleh beasiswa seni rupa dari YSRI (Yayasan Seni Rupa Indonesia) ini terus berupaya memotivasi peserta didik memahami dan menyukai kreasi seni rupa lukis.
Di bidang Seni Rupa Lukis pria kelahiran Gresik ini pernah menorehkan prestasi gemilang sebagai salah satu juara kompetisi lukisan tahun 2013 tingkat nasional dan lukisannya dipamerkan di Galeri Nasional Jakarta.
“Kami di SMAN Driyorejo terus memberikan semangat kepada peserta didik berkarya, bukan tujuan untuk menjadikan seniman melainkan menanamkan olah rasa terkait pendidikan karakter budi pekerti,agar hatinya tidak gersang dan jiwanya sejuk,” beber Andi Qutuz penuh semangat.
Di samping karya seni rupa dipamerkan di sekolah juga tahun ini kami ikutkan dalam Pasar Seni Lukis Indonesia (PSLI) ke 13 tahun 2022,” tandasnya.