Anies Baswedan Umumkan Cawapres Setelah Berhaji
JAKARTA, Apenso.id // Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo sama-sama berangkat ibadah haji bulan ini. Bedanya, Anies sudah mengantongi nama sosok pendampingnya sebagai cawapres. Dan kemungkinan bakal diumumkan sepulang dari Tanah Suci nanti.
“Sudah disampaikan Mas Anies ke Tim Delapan ya,” tandas Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Imelda Sari, Senin, 26 Juni 2022. Sosok cawapres itu pun sudah disepakati bersama Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Nama-nama yang diusulkan tiga partai dan masukan masyarakat sudah dikaji.
Sebelum berangkat haji, Anies Baswedan memimpin langsung rapat dengan Tim Delapan di Sekretariat KPP, kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Bahkan Anies diantar langsung oleh Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).Dalam rapat itu, tidak ada lagi pembahasan soal cawapres.
Tetapi, sudah memperkuat langkah strategi pemenangan. Terutama persiapan membentuk tim pemenangan nasional. “Juga opsi waktu deklarasi pasangan capres dan cawapres,” tambah Imelda.
Partai Demokrat pun siap untuk berkolaborasi dengan seluruh anggota koalisi dan relawan Anies. Para kader Partai Demokrat telah merapatkan barisan. Bersiap untuk turun bersama dengan para kader partai koalisi, dan Relawan Pro Perubahan di seluruh Indonesia.
Lantas siapakah sosok pendamping Anies itu?Belum ada yang mau membocorkannya. Termasuk Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh. Ada kandidat kuat selain AHY yakni Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
“Saya pikir memang sering kita dengar nama itu, Mbak Khofifah kan, mungkin salah satu di antaranya,” ujarnya kepada wartawan dalam acara kunjungan kerja dan konsolidasi persiapan menghadapi pemilu 2024 di Kantor DPW NasDem, di Denpasar, Bali, kemarin.
Selain itu, Paloh juga menanggapi isu terkait Anies yang ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi penyelenggaraan Formula E oleh KPK. Sebagaimana yang diungkap Pakar Hukum Tata Negara Denny Indrayana. Bahwa penetapan tersangka itu dilakukan untuk menjegal Anies maju di Pilpres 2024.
“Dengan segala penghormatan saya kepada Denny, saya tidak punya keyakinan ke arah itu. Saya pikir tidak ada,” tandasnya. Paloh selalu optimistis dengan keputusannya mendukung Anies.
Meski banyak kabar miring tentang penjegalan capresnya itu.Begitu juga soal dua kader NasDem yang saat ini menghadapi kasus hukum. Paloh mengatakan, dua menteri kader NasDem itu bisa terlibat kasus.
Tetapi, ada kemungkinan yang memang berkaitan dengan kepentingan politik. Sehingga kadernya diincar penegak hukum. Ia menyadari bahwa tidak selamanya kompetisi berjalan dengan sehat.
“Tapi, kita ingin berupaya membangun sebuah kompetisi yang harmoni. Realitanya, itu perlu kita perjuangkan terus menerus. Tidak gampang,” tandasnya.
Isu campur tangan kekuasaan untuk menjegal Anies itu memang menguat. Bahkan isu tersebar dugaan Presiden Joko Widodo tidak menyukai sosok cawapres yang diusung KPP tersebut. Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun ikut menanggapinya.
Menurut SBY, sikap yang ditunjukkan oleh Jokowi itu tidak melanggar undang-undang. Termasuk apabila Jokowi bekerja secara politik alias cawe-cawe agar Anies tidak bisa menjadi capres dalam Pilpres 2024.
“Tidak menjadi soal kalau Pak Jokowi tidak suka dengan Pak Anies Baswedan. Itu hak beliau. Tidak ada yang boleh melarang dan tidak boleh pula Presiden kita disalahkan,” tulis SBY dalam tulisannya yang berjudul “Pilpres 2024 dan Cawe-cawe Presiden Jokowi” yang disebar ke publik, kemarin.
Namun, kata SBY, baru menjadi persoalan bila cara Jokowi itu dengan melakukan penjegalan yang masuk ranah wilayah penyalahgunaan kekuasaan. Atau bertentangan dengan etika jabatan presiden. Misalnya, dicari-cari kesalahan Anies secara hukum dan akhirnya dijadikan tersangka atas pelanggaran hukum tertentu.
“Kalau memang secara hukum Anies terbukti bersalah, rakyat bagaimanapun mesti menerimanya,” lanjut SBY. Tetapi, kalau tidak terbukti, maka hal ini akan menjadi kasus yang serius. Itulah yang sedang disoroti ketua majelis tinggi Partai Demokrat itu. (Muiozu)