BEBASKAN ORANG LAIN HINDARI POLA PIKIR FEODAL DAN IMPERIALIS

Oleh: Gempur Santoso

Apenso.id – Banyak orang memiliki strategi berfikir agar orang lain bergantung kepadanya. Atau, orang yang tidak memberi kebebasan pada orang lain. Secara tak langsung itu mencengkeram orang lain. Pola pikir seperti itu termasuk cara faham feodalis.

Selama memiliki etik dan etika. Atau, memiliki moral berakhlul karimah. Tentu kita harus berfikir dan berbuat bebas. Tidak perlu hidup dalam ketergantungan. Tidak perlu tergantung pada apa dan siapa pun.

Kita hidup hanya bergantung Tuhan saja. Kalau dengan sesama manusia harus melakukan kehidupan sosial sesuai budaya ataupun agama secara ikhlas.

Berbagai strategi untuk mencengkeram orang lain atau bangsa lain. Selain berpahan feodalis juga termasuk berfikir dan implementasikan imperialis (penjajah).

Pola pikir feodal dan imperial dalam pepatah bahasa Jawa disebut “mangan balunge/getihe kancane” (memakan tulang/darah temannya). Pola pikir itu tidak memberi kebebasan orang lain. Atau, mengekang orang lain, atau menggantung orang lain.

Apa pentingnya berfikir bebas namun tetap memiliki etika atau moral akhlak mulia? Yakni akan menemukan kreativitas dan kebaruan (modern), dan tidak merugikan orang lain. Setidaknya itu akan mampu meng-update diri.

Negeri kita Indonesia sudah tidak memakai feodalis, tetapi menjadi negara Republik. Di dalam negara Republik ini, dasar negara pada pembukaan UUD 1945 termuat “bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu hak segala bangsa, dan oleh sebab itu, segala penjajahan (imperialisme) di atas dunia harus dihapuskan. Karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadialan…”. Itu jelas negeri kita sudah sebagai negara Republik dan anti penjahah.

Oleh karena itu, setiap warga negara Indonesia. Atau sebagai orang Indonesia. Harus tidak berjiwa feodal juga tidak memiliki pola pikir imperialis.

Orang Indonesia harus membebaskan orang lain atau bangsa lain. Namun tetap memiliki etika bermoral akhlak mulia. Semua itu agar kita semua bisa berkreatif, tetap sopan santun, bermartabat, dan menjadi maju (modern).

Semua hasil kreativitas atas kebebasan adalah atas hidayah Tuhan yang wajib disyukuri. Semuanya milik Yang Maha Kuasa.***

(GeSa)