BELAJAR DARI PENGALAMAN
By: Suryadi
Director of Education Apenso Indonesia
Pengalaman adalah guru yang berharga, demikian kata pepatah. Keputusan-keputusan yang dibuat sekarang dan yang akan datang hendaknya mengacu kepada pengalaman-pengalaman masa lalu.
Dengan belajar dari keberhasilan dan kesalahan yang pernah dibuat sendiri dan orang lain di masa lalu, akan menghasilkan keputusan yang bijaksana. Mengingat kebanyakan orang lebih cenderung mengingat informasi positif (keberhasilan) daripada negatif (kesalahan atau kegagalan), maka orang sering melakukan kesalahan-kesalahan serupa yang semestinya tidak perlu.
Untuk menghindari situasi ini seseorang dituntut untuk memberi perhatian yang seimbang antara pengalaman berhasil dengan pengalaman gagal di masa lalu, sehingga tidak terulang lagi kesalahan yang sama dan pada akhirnya keberhasilan akan diperoleh di masa yang akan datang.
Jadi, belajar dari pengalaman baik keberhasilan maupun kesalahan di masa lalu menunjuk pada proses memahami pengetahuan dan pengalaman sendiri atau orang lain sebagai gambaran awal ketidakpastian masa depan yang sedang dihadapi. Orang lalu melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap informasi baru dan tuntutan perkembangan jaman. Justru informasi baru dan kecenderungan perkembangan ke depan ini yang seharusnya lebih banyak mengarahkan atau mempengaruhi keputusan-keputusan seseorang, bukan pengalaman masa lalu.
Hampir sama dengan belajar pengalaman sendiri, maka belajar dari pengalaman keberhasilan dan kegagalan orang lain juga kita bersikap sama. Seseorang cenderung menggunakan pendekatan yang sama atau meniru apa yang diterapkan secara berhasil oleh orang atau masyarakat lain dan di tempat yang lain pula.
Betapa berbahayanya pola berpikir analogis. Orang tidak lagi hanya melihat unsur-unsur yang sama antara dua persoalan yang pada dasarnya memang berbeda. Tetapi, juga mempersamakan keduanya secara apriori, sehingga apa yang berlaku bagi pangkal analogi juga diberlakukan persis pada persoalan yang sedang dihadapi atau dicari jalan keluarnya. Akibatnya, bukan keberhasilan yang dicapai, tetapi malah sebaliknya yaitu kegagalan.***
( Ringkasan: Belajar dari pengalaman masa lalu oleh Suharnan)