BERPUASA BAHAGIA
Unsur manusia ada jasmani dan ada rohani. Berpuasa melakukan secara jasmani (fisik), juga mengendalikan nafsu (rohani).
Setiap manusia memiliki sejarahnya sendiri-sendiri. Sejarah dirinya itu yang tahu hanya dirinya. Sulit diceritakan ke orang lain. Kalau toh sejarah dirinya itu diceritakan, tidak akan lengkap. Itulah namanya sejarah kehidupan terselubung.
Sejarah terselubung berada di hati rohani masing-masing diri manusia. Pada bulan Ramadhan sedang berpuasa sebagai tempat penyucian diri. Itu tak lain tak bukan adalah penyucian pada kehidupan terselubung tiap manusia. Untuk selanjutnya berbuat baik. Menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah SWT. Itulah taqwa.
Tujuan akhir utama berpuasa Ramadhan adalah taqwa.
Kewajiban berpuasa itu ditegaskan dalam Al Qur’an Surah Al-Baqarah ayat (183) artinya: “Wahai orang-orang yg beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kalian agar bertaqwa”.
Taqwa hanyalah orang yg bersangkutan itu yang tahu, dan Allah SWT yang Maha Tahu, dalam menjalankan perintah dan menjahui larangan Allah SWT.
Dalam kehidupan terselubung kita, diukir dengan taqwa. Dengan berpuasa yang membuat kita bertaqwa, kita akan mendapat kebahagiaan, (QS. Al-Baqarah: 185): “Dan berpuasalah kamu agar kamu mendapat kebahagiaan, jika kamu mengetahui”.
(GeSa)