CIRI-CIRI MANUSIA BERTAKWA
Apenso.id – Dicuplik dari: Muktar Hari, IAIN Metro, 2023
Bersyukur kepada Allah, Ramadhan tahun ini sebentar lagi akan berakhir. Beberapa hari lagi kita akan merayakan hari raya idul fitri 1 Syawal 1445 H. Rasa syukur ini tentu dengan doa dan harapan agar kiranya Allah SWT mempertemukan lagi dengan bulan Ramadhan tahun depan. Namun ada hal lebih penting lagi yang perlu mendapatkan perhatian kita sebagai seorang mukmin, yaitu apakah puasa nanti yang kita lakukan betul-betul dapat mengantarkan kepada derajat muttaqin (Orang yang bertakwa) seperti maksud dan tujuan puasa. Mengingatkan kepada kita semua, bahwa tujuan utama berpuasa adalah agar menjadi orang-orang yang bertakwa sebagaimana yang difirmankan oleh Allah SWT dalam al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 183.
Karena tujuan berpuasa adalah agar kita menjadi muttaqin, lalu apa ciri-ciri dari orang yang bertakwa itu? Dengan mengetahui ciri-ciri orang bertakwa tersebut maka kita bisa melihat ke dalam diri masing-masing apakah kita termasuk di dalamnya ataukah belum, atau malah sebaliknya jauh dari karakter seorang muttaqin. Di dalam beberapa ayat al-Qur’an Allah SWT menjelaskan tentang ciri-ciri orang yang bertakwa. Salah satunya adalah dalam surat Ali-Imran ayat 134:
“Yaitu orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan” (QS. Ali-Imron: 134)
Dalam ayat sebelumnya, Allah SWT berfirman agar manusia segera menuju kepada ampunan-Nya dan bagi mereka yang mau bertaubat maka baginya telah disediakan surga yang seluas langit dan bumi, yang semuanya itu diberikan kepada orang-orang yang bertakwa (QS.Ali-Imron:133). Kemudian Allah menjelaskan siapa orang-orang yang bertakwa itu. Dalam ayat al-Qur’an surat Ali-Imron ayat 134 sebagaimana di atas, dijelaskan ada empat ciri orang-orang yang bertakwa. Empat ciri orang yang bertakwa itu adalah sebagai berikut. Kapan pun kita lakukan.
Pertama, orang yang bertakwa adalah orang yang suka berinfak baik dalam keadaan lapang (berkelebihan rezeki) maupun ketika dalam keadaan sempit (sedang susah). Orang-orang yang bertakwa adalah orang yang suka bersedekah, berinfak, membantu kepada sesama yang membutuhkan, menolong kesukaran orang lain dengan sebagian harta dan rezeki yang ia miliki. Infak itu senantiasa dilakukan baik ketika ia punya ataupun ketika ia sedang sempit rezekinya. Bersedekah dalam keadaan lapang atau sedang berkelebihan rezeki tentu lebih mudah untuk dilakukan, namun apakah seseorang masih ringan bersedekah ketika dirinya dan keluarganya sendiri dalam keadaan kekurangan serta kesusahan?. Jika dengan kondisi susah kita masih bisa ikhlas berinfak maka itu ciri dari orang yang bertakwa. Justru dengan hal itu, ketakwaan seseorang mendapatkan ujian yang sesungguhnya dari Allah SWT.
Ciri kedua dari orang yang bertakwa adalah orang yang bisa menahan amarahnya. Setiap orang pasti memiliki sifat amarah. Mungkin bisa dikatakan sifat amarah merupakan bawaan yang dimiliki oleh setiap orang. Ketika seseorang direndahkan, dilukai harkat dan martabatnya atau juga dilukai secara fisik, maka akan secara spontan ada dorongan untuk melampiaskan amarah kepada orang yang merendahkan atau melukai itu. Respon dengan marah tersebut dari sisi kemanusiaan sebenarnya sangat manusiawi. Namun Allah SWT akan menaikkan derajat seseorang jika ia bisa menahan amarahnya ketika ia direndahkan, dilukai atau tidak dihargai. Oleh karena itu, Rasulullah SAW menyatakan bahwa orang yang kuat itu bukanlah orang yang menang atau kuat dalam bergulat, tetapi orang yang kuat adalah mereka yang bisa menahan diri dari amarah. Jadi kekuatan dan keperkasaan seseorang tidak dilihat dari kekuatan fisiknya tetapi dari kekuatan menahan marah atau mengendalikan kemarahan.
Kemudian ciri yang ketiga orang bertakwa adalah orang yang suka memberi maaf kepada orang lain. Setelah seseorang bisa menahan marah ketika ia direndahkan, dilecehkan atau dilukai secara fisik, maka ketinggian spiritualitasnya akan semakin berkilau jika ia dengan suka rela mau memaafkan kesalahan orang yang telah melukai dan menyakiti hatinya. Kerelaan memaafkan kesalahan-kesalahan orang lain membutuhkan jiwa besar. Membutuhkan keikhlasan dan bebas dari rasa dendam kesumat. Betapa beratnya menjadi pemaaf, karena harus memiliki kebesaran jiwa dan keikhlasan hati, maka sepantasnya mereka yang bisa melakukan itu mendapatkan derajat orang yang bertakwa.
Kemudian ciri terakhir atau keempat dari orang yang bertakwa berdasarkan surat Ali-Imron ayat 134, adalah orang yang suka berbuat baik (ihsan). Secara fitrah naluriah tidak ada manusia yang tidak suka dengan kebaikan. Orang-orang pendosa, suka melakukan kemaksiatan, melanggar larangan-larangan Tuhan, pasti di dalam hatinya mengakui dan merindukan kebaikan-kebaikan. Pendek kata tidak ada orang yang tidak suka dengan perbuatan-perbuatan yang baik. Sebab itu, orang pasti menyukai orang-orang yang berbuat baik. Tatkala seseorang senantiasa berbuat baik (beramal shalih), maka dengan sendirinya ia telah meninggalkan perbuatan-perbuatan yang buruk dan dosa. Dengan demikian keburukan-keburukan secara otomatis dapat dicegah dengan kebaikan-kebaikan. Dan Allah menyukai orang-orang seperti ini, yaitu orang-orang yang hidupnya dihiasi dan diliputi dengan perbuatan-perbuatan baik. Itulah ciri orang yang bertakwa.***