DIALOG GARENG – PETRUK (DIGARUK) : BOLA BUNDAR BUNDAR BOLA
Oleh : Kris Mariyono
Director of Jurnalism Apenso Indonesia
Perhelatan bola sepak se jagad yang di gelar di negeri Karangkedempel wilayah Barat Daya berlangsung semarak dan menggema menggemparkan mayapada. Ajang bola sepak se jagad kali ini melibatkan 32 wakil grup bola sepak wakil negeri yang telah lulus atau lolos seleksi tingkat perhimpunan negeri.
Kang Gareng yang terpilih sebagai Ketua Panitia Kehormatan Bola Sepak tahun Ganjil merasa bangga dan bersyukur negerinya menjadi tuan rumah hajatan bola sepak bergengsi tinggi, tinggi sekali.
Kebanggaan Kang Gareng adanya perhelatan bola sepak se jagad selain mampu mengangkat derajat negerinya juga memotivasi grup bola sepak negerinya meski tidak sampai babak 16 besar.
“Ya Truk masuk 32 besar sudah bersyukur karena tidak mudah tampil di piala se jagad yang di helat setiap 5 tahun sekali bersamaan pemilihan Puncak Negeri,” jelas Kang Gareng sembari matanya berkaca-kaca karena tanpa kaca mata.
“Srikaya dibeli di kantin, saya perihatin Kang.. Grup Bola Sepak Negeri sebagai babak belur duluan. Semoga nantinya tetap berkibar dengan pengalaman ikut ajang bola sepak se jagad,” terang Petruk sembari tersenyum.
“Ya Truk tak apa-apa, sudah tercatat di buku besar ajang bola sepak se jagad sudah merupakan kebanggaan yang tidak ternilai harganya..” tandas Kang Gareng penuh semangat membara.
“Bentul dicampur kacang toa, sebetulnya saya berdoa.. minimal sebagai tuan rumah masuk 16 besar realitasnya terpental, Dewi Fortuna tidak berpihak, bertepatan main sang dewi pergi keluar kota hahaha..” ucap Petruk diwarnai tawa kecil.
“Beribu doa juga terpanjatkan Truk, namun Dewi Fortuna tidak berpihak dan perlu disadari bola bundar,” ujar Kang Gareng penuh diplomasi tingkat menengah.
“Menjangan makan karet, jangan kaget Kang.. tidak perlu galau kesebelasanmu dinilai kalah segalanya, meski menang di dana,” jawab Petruk.
“Sebenarnya perlu disadari, bola sepak itu misterius. Satu bola dikroyok 22 orang, yang spektakuler bolanya bundar dan harus bundar. Kalau tidak bundar, bukan bola hahaha..” beber Kang Gareng diwarnai tawa kecil.
“Gabus dibuat tutup mie, harus dipahami.. kalau tidak bundar, bukan bola tapi bisa kotak atau panci sehingga adanya bola bundar. Terjadilah keunikan dan ketidakmungkinan bisa terjadi contoh grup bola sepak negeri A yang digadang-gadang bisa jadi juara hasilnya harus pulang bawa koper. Ya.. ada grup bola sepak tidak diandalkan bisa melaju terus,” tutur Petruk tanpa basa-basi.
“Bermain bola sepak itu bukan hanya tergantung cantiknya permainan namun juga Dewi Fortuna atau nasib baik berpihak atau tidak dan nasib lawan yang dihadapi. Di atas kertas bisa dikalahkan, kenyataanya bola bundar, bundar bola harus kalah meski banyak gibol..penggila bola. Itulah permainan bola sepak, bolanya bundar jika kota itu irisan tahu..maknyus. Burung irian burung cenderawasih, cukup sekian trima kasih,” tandas Kang Gareng sambil berlari masuk kamar kecil.
“Ke Pacet beli kue, pancet wae…ajur..jur,” teriak Petruk tanpa malu-malu.
🌸KABAR AHAD🌸
SELAMAT BERLIBUR & SEMANGAT BERAKTIVITAS
JAGA KEBERSIHAN & KESEHATAN