DIALOG GARENG PETRUK (DIGARUK) : KANG GARENG ANTISIPASI MUGIHJI

Oleh : Kris Mariyono
Director of Jurnalism Apenso Indonesia

Apenso.id – Paska Pemilihan Pimpinan Puncak Utama Negeri (PPUN) para pendukung barisan kemenangan mulai kusak-kusuk di musim menagih janji (mugihji). Kang Gareng salah satu sasaran tembak para pendukung PPUN yang terpilih, karena sebagai tokoh dibalik kemenangan kandidat penguasa baru Kang Gareng memiliki andil besar meski tidak tersurat.

“Ya.. Kang, walau tidak tersurat tapi kalau aromanya tercium ya pasti diminta untuk sedikit bertanggungjawab hahaha..” ujar Bagong ketika berbincang dengan Kang Gareng sekitar mugihji.

“Ya.. semoga tidak tercium Gong. Jika ada yang tahu, ya.. saya hanya menjawab saja tidak bertanggung, apa tidak boleh,” kata Kang Gareng sembari tersenyum.

“Srikaya dimakan Cak Da Saleh, ya boleh Kang. Siapa yang melarang, regulasi ya juga tidak ada. Ibarat fenomena zaman maju, Kang Gareng hanya pembisik hahaha..” sahut Petruk yang tiba-tiba ikut meramaikan perbincangan.

“Ya.. sebetulnya di musim menagih janji, sebetulnya tidak perlu dibesarkan-besarkan karena masih dalam standar kewajaran dan kepatutan,” ucap Kang Gareng sembari memandang Bagong setajam anak panah.

“Benrul…bentul…ee betul Kang Gareng. Semua itu tidak dapat dipisahkan dengan petuah Romo Semar bahwa “janji itu harus ditepati” ekstremnya lagi jauh beda dengan es campur. Janji itu harus ditepati,” tandas Bagong tanpa basa-basi.

“Pertanyaan saya, Kang Gareng ikut membisikan kata-kata janji apa tidak ?” imbuh Bagong bernada tanya.

“Kupat dimakan orang empat, sangat tepat. Itu pertanyaan Bagong Kang, Bagong memang lihat karena suka Shanghai hahaha..” kilah Petruk diwarnai tawa kecil.

“Saya hanya membisikan hal-hal yang positip tentang janji, saya tidak tahu apa-apa, terlebih janji mengenai jabatan penting kalau jabatan tangan saya sering lur,” ungkap Kang Gareng bernada setengah serius.

“Ya.. sudah tidak ada persoalan, lancar saja. Biar janji di Musim Tagih Janji diurus yang berkompeten. Kang Gareng tenang saja, pasti kebagian kue hahaha..” timpal Bagong sambil tertawa.

“Ke Surabaya belanja ikan, ya.. siplah tak perlu diperbincangkan. Permisi ee permisi, burung Irian burung Cenderawasih, cukup sekian terima kasih,” pungkas Petruk sembari memandang Kang Gareng yang terdiam tanpa kata.

🌸🌸🌸