DIALOG GARENG – PETRUK (DIGARUK) : KANG GARENG BERKORBAN
Oleh : Kris Mariyono
Director of Jurnalism Apenso Indonesia
Kang Gareng tiada bergeming ketika tawaran menjadi Adipati Agung kembali mengalir seperti air mengalir di Taman Sari. Satu kata untuk menerima amanah menjadi pemimpin utama negeri telah dikunci Kang Gareng dengan ucapan tanpa basa-basi “tidak”. Bagi Kang Gareng bentuk penolakan itu bersumberkan pada hati sanubarinya dan kecintaannya pada generasi muda senantiasa berkembang tanpa hambatan.
“Kalau saya tidak menerima menjadi calon Adipati Agung langsung atau tidak saya menghambat generasi muda untuk berkembang,” terang Kang Gareng penuh diplomasi tingkat tinggi.
“Beli klanting di taruh gelas, yang penting ikhlas. Penolakan itu sebagai hak Kang Gareng sebagai warga negeri dan pejabat tinggi, kalau menurut pandangan Kang Gareng lebih bagus, lebih bahagia hahaha.. monggo,” kata Petruk tanpa ragu.
“Truk apa yang saya lakukan sudah sesuai hati nuraniku dan didasarkan rasa kesadaran pentingnya berbagi, berbagi itu bukan hanya berbagi uang, material namun juga berbagi kesempatan dan peluang,” beber Kang Gareng dengan meneteskan air mata.
“Ke Karanglo beli obat tetes langsung ke Selekta. Lho.. Kang tak usah meneteskan air mata,” kilah Petruk.
“Air mata ini meneteskan air mata karena mataku kemasukan hewan sambermata Truk, jangan kuwatir apa yang saya lakukan sudah sesuai jalur kemanusiaan, jalur pengorbanan. Jadi berkorban untuk yang muda,” urai Kang Gareng yang tidak patah semangat.
“Mentega dipakai jamu, semoga pengorbananmu Kang bisa mengangkat kemuliaan hidup, selalu seger waras Kang Gareng,” pungkas Petruk sembari pamitan untuk mengikuti Diklat menjadi Petugas Pemilihan Adipati Agung.
🌸SELAMAT HARI RAYA IDUL ADHA🌸
✨SELAMAT MENIKMATI DAGING QURBAN✨