DIALOG GARENG – PETRUK (DIGARUK) : NAIK BANDING

Oleh : Kris Mariyono
Director of Jurnalism Apenso Indonesia

Kang Gareng duduk di teras rumah dinasnya terlihat ceria terkesan tanpa beban pikiran yang berat. Kang Gareng yang masih menjabat Ketua Dewan Penasehat Pimpinan Puncak Utama (DP3U) Negeri Karangkedempel Merdeka merasa bangga atas kinerja para Hakim Agung Negeri (HAN) yang tidak ragu dan bimbang memutuskan hukuman gantung kepada petinggi negeri otak-pelaku pembunuhan Asisten pribadinya.

“Itu baru kerja bagus demi menegakan hukum, jangan hiraukan tekanan dari atas untuk meringankan terdakwa. Biarpun petinggi negeri jika bersalah harus dihukum yang setimpal,” jelas Kang Gareng ketika berbincang sersan (serius santai) dengan Petruk yang tercatat sebagai pengamat temporer persoalan hukum.

“Kapur barus cap nyonya di beli di batu, seharusnya begitu jangan sampai keadilan dikalahkan tumpukan tinggi uang ringgit. Siapa yang berbuat, ya.. harus dihukum berat seperti kasus Petinggi Negeri sebagai orang terhormat dan disegani,” tandas Petruk penuh ekspresi dan bergaya seorang orator.

“Hukuman gantung bagi Petinggi Negeri yang sangat berpengaruh itu tidak hanya berdasarkan kepiawaian dan kecerdasan Hakim Negeri juga atas aspirasi Warga Negeri yang menginginkan keadilan ditegakkan dan diupayakan seadil-adilnya, tidak berat sebelah dan harus fair play, hahaha..” ungkap Kang Gareng sembari tertawa kecil.

“Cak Markum suka beli ikan, hukum jangan dijualbelikan karena sangsi moralnya sangat berat..berat sekali. Jangan menyusahkan Warga Negeri dengan persoalan hukum kasihan. Hanya mencuri ayam saja dihukum 1 tahun padahal Penilap Duit Negeri lebih merugikan Warga Negeri juga dihukum satu tahun. Apa tidak timpang ?” kata Petruk sambil memandang tajam Kang Gareng.

“Ya Truk, Penilap Uang Negeri dihukum 1 tahun masih boleh naik banding pencuri ojek ya hanya naik ojek. Begitupun Petinggi Negeri dijatuhi hukuman gantung juga mau naik banding, kenapa tidak naik delman saja. Seharusnya jika benar-benar naik banding diarahkan naik kereta khusus saja, hahahaha..” terang Kang Gareng merasa keberatan jika terdakwa Petinggi Negeri naik banding.

“Srikaya ditaruh gelas, ya jelas naik banding kalau naik kuda itu mustahal…ee mustahil. Biarkan Kang, naik banding pasti akan turun banding biasanya tetap atau ditambah, hahaha..” beber Petruk diwarnai tawa kecil sembari keluar ruangan buang angin.

“Wuajur.. ajur.. Truk, kalau begitu sebaiknya kamu naik helikopter nggirli saja (pinggir kali) hahaha..” pungkas Kang Gareng sambil berdiri berkacak pinggang.

🌸KABAR AHAD🌸

-SELAMAT BERLIBUR DAN BERAKTIVITAS-