Guru Al-Qur’an Metode Tilawati Samarinda Tidak Lelah Dakwahkan Al-Qur’an di Pedalaman Desa
Apenso.id – Perjuangan guru ngaji pedalaman mengikuti diklat standardisasi level 1 metode tilawati di Samarinda pada Sabtu-Ahad, 22-23 Juli 2023 memberikan dedikasi tinggi untuk mendakwahkan Al-Qur’an di Nusantara. Akses yang jauh dan minimnya pendanaan tidak melunturkan semangat mereka dalam belajar dan meningkatkan diri untuk mendidik generasi Qur’ani.
Diklat standardisasi metode tilawati ini diikuti 70 peserta dari berbagai daerah. Diklat ini bertujuan ingin mengajak sebanyak-banyaknya umat Nabi Muhammad SAW agar semakin mudah dalam belajar mengajar Al-Qur’an sehingga belajar Qur’an tidak lagi menjadi momok yang menakutkan. Meskipun tidak bisa membaca atau membaca dengan perlahan, hal ini tidak menjadi masalah. Dengan diklat ini, guru dididik untuk membiasakan murid mengaji setiap hari.

Pendampingan pembelajaran metode tilawati didampingi oleh instruktur Tilawati Pusat Ustadz Hari Susandi, S.Pd. Pendampingan tersebut dapat memberikan masukan dan solusi atas permasalahan yang terjadi saat proses penyampaian, pengelolaan, dan kondisi pengajar dalam menyampaikan Al-Qur’an dengan metode tilawati.
“Setiap permasalahan pasti ada solusinya, termasuk semangat guru Al-Qur’an di sini dalam mengikuti diklat standardisasi level 1 yang mengalahkan jarak tempuh dari tempat tinggal sekaligus memperjuangkan meskipun ekonomi cenderung minim,” ujar Ustadz Hari.
Kegiatan ini dihadiri oleh Ustadz Agus Salim Abas, kepala Tilawati Cabang Samarinda, Ustadz Aziz Choiri sebagai wakil kepala Tilawati Cabang Samarinda, dan Ustadz Juraid S.Ag. Mereka melihat perkembangan dan kondisi guru ngaji di Samarinda khususnya.

“Dakwah Al-Qur’an harus senantiasa disampaikan di mana pun wilayahnya, meskipun itu di pedalaman desa. Sehingga generasi yang muncul nantinya dapat merepresentasikan akhlak dari Al-Qur’an,” tutur Ustadz Agus Salim.
Kesan yang diberikan peserta sangat positif. Pelatihan yang didapatkan merupakan hal baru bagi mereka. Ilmu yang diperoleh akan menjadi bekal dalam meningkatkan kualitas pengajaran Al-Qur’an di desa pedalaman.***