GURU JIWA GURU

Oleh: Gempur Santoso

Tugas guru/dosen itu mendidik dg cara mengajarkan. Jadi guru itu tidak sekadar mengajar (instruktur) namun juga mendidik. 

Mengajar terkait materi pelajaran. Mendidik terkait dengan tingkah laku (akhlak). 

Materi pelajaran erat terkait usia peserta didik. Itu, materi pelajaran diatur oleh kurikulum. 

Untuk tingkah laku (prilaku) erat kaitannya dengan mendidik. 

Jadi, sebagai guru harus mengajarkan kebenaran saat mengajar. Mampu melarai murid saat berprilaku tidak benar (melangar moral, etik, etika). Tidak sesuai akhlak yg mulia. Juga, guru pun harus menjadi suri tauladan bagi murid. 

Saat ini marak berita di televisi ataupun di medsos. Guru menjadi urusan hukum, dilaporkan ke pihak berwajib. Menjadi kasus hukum “kekerasan”.

Bagi guru, di dalam mengajar dan mendidik, jangan sampai ada kontak fisik dg murid. Guru harus terus melakukan tutur-tutur pada murid tentang akhlak mulia dan mencontohkannya. Sampai mampu menerapkan. 

Guru harus mampu mengubah murid tidak baik menjadi orang (peserta didik) menjadi orang baik – berakhlak mulia. 

Guru hanya dapat mengendalikan peserta didik dengan nilai obyektif. Kemampuan ilmu dan prilaku murid, nilailah sesuai ketentuan. Jangan make-up nilai murid. Obyektif atau jujur saja, data peserta didik harus diarsip, untuk menjelaskan ketika ada murid bertanya.

Menjadikan anak didik berilmu dan berakhlak mulia jangan menggunakan kekerasan. Jangan kontak “fisik”.

Yang didik guru adalah manusia sama dengan gurunya juga manusia. Setiap manusia pasti hatinya mau menerima kebenaran, akhlak kemuliaan. Semua itu butuh waktu. Waktu penyadaran diri masing masing murid. Itu pun guru harus tahu kebenaran dan prilaku mulia. 

Guru yg suka kekarasan adalah sangat mungkin guru yg kurang tahu kebenaran dan kurang tahu implementasi perilku akhlak mulia. 

Guru harus total menjadi guru. Guru harus menguasai materi ilmu yang diajarkan. Guru pun harus tahu psikologi pertumbuhan manusia. Guru bukan sekadar kerja menghabiskan jadwal waktu kerja untuk mendapat upah (gaji) semata. 

Oleh karena itu, guru harus peduli terhadap murid. Jangan melakukan pembiaran pada murid yg berprilaku menyimpang. 

Pendidikan akan diam-diam rusak apabila guru dan murid bersama melakukan perilaku menyimpang atau tak berakhlak. 

Maka. Kita perlu guru yg berjiwa guru. 

(GeSa