IDENTITAS ATAU PEMBAURAN

Apenso.id – Kampus. Saat ini banyak lembaga pendidikan menamakan kampus. Ada menyebut kampus SMU hingga kampus sekolah taman kanak-kanak/PAUD. Begitu pula kata “wisuda”. Ada wisuda SMU hingga wisuda taman kanak-anak (TK). Juga kata “dies natalis”, SMU hingga sekolah pendidikan usia dini (PAUD)/TK pun menggunakan kata itu. Walau tak semua.

Dulu kata “kampus”, kegiatan “wisuda”, dan kata “dies natalis”, termasuk lustrum hanya ada di perguruan tinggi swasta (PTS) ataupun perguruan tinggi negeri (PTN).

Kebakuan kata untuk tingkatan lembaga tertentu memang tidak ada. Terserah suka-suka.

Memang kembali pada umum adat kebiasaan. Adat kebiasaan pun tampaknya juga mengalami perubahan.

Adat kebiasaan hajatan kematian satu tahun. Kalau yang meninggal kelompok turunan tertentu yang dikeramatkan menggunakan kata “haul“. Bila yang meninggal dianggap orang biasa menggunakan kata “pendak“, ada pula mengatakan “geblak – e“.

Semua itu simbul-simbul identitas.

Tampaknya saat ini terdapat gerakan yang anti identitas. Anti politik identitas. Dibaurkan. Pembauran.

Perlukah “Identitas”? Dalam kehidupan ini tanpa identitas menjadi tidak jelas.

Misalkan status identitas: pria. Identitas: perempuan. Jika tidak pria juga tidak perempuan, maka identitas tidak jelas. Akan jelas identitas pria atau wanita, diduga dari kencing lewat jenis kelamin apa. Pokok tidak operasi kelamin.

Identitatas adalah suatu nama sebutan (kwalifikasi) keadaan aktivitas atau benda tertentu. Pun sebaiknya tak terpengaruh indentitas sebagai alat pembentukan image. Tetap taqwa. Semoga semua sehat lahir batin…aamiin YRA. ***

(GeSa)