JURU PENYEMBUH JIWA
Oleh : Suryadi
Director of Education Apenso Indonesia
Salah satu kejadian penting dalam sejarah peradaban manusia adalah berkembangnya kebudayaan Yunani 1000 tahun SM. Terdapat kebudayaan-kebudayaan yang lebih kaya dan lebih agung sebelum ini. Namun hanya bangsa Yunani yang biasa berpikir, secara sungguh-sungguh dan terus menerus, berdasarkan hakekat pengertian manusia.
Orang Yunani percaya bahwa semua peradaban dan kemajuan manusia haruslah didasarkan kepada kebahagiaan hidup dan memperkaya khazanah pemikiran manusia. Bangsa-bangsa lain berpendapat bahwa peradaban mereka adalah semata-mata bagi Tuhan, atau bagi raja-raja yang mulia, atau kekuasaan, kekayaan dan kesenangan. Bahkan dewasa ini beberapa bangsa masih mempunyai kepercayaan, bahwa jika tiap orang mendapatkan makanan dan pakaian yang berlimpahan, mempunyai mobil dan beberapa peralatan modern, maka kehidupan mereka telah sempurna. Orang Yunani juga menikmati hidup dengan berbagai kesenangannya yakni anggur, perempuan, nyanyi, olahraga dan tari. Banyak diantara mereka yang hidup semata-mata buat kesenangan badani ini. Namun jauh di lubuk hati mereka, mereka mengetahui hal yang lebih baik dibandingkan tujuan badani, dan orang Yunani yang terbaik terus menggali dan mempertahankan tujuan tersebut.
Tujuan yang lebih baik adalah memperkaya khazanah pemikiran manusia. Untuk menolong orang lain agar berpikir, maka penyair- penyair Yunani yang baik menggubah sajak, ahli-ahli falsafah dan ahli-ahli sejarah menulis buku, dan ahli-ahli pidato mereka muncul di mimbar. Mereka adalah guru bagi sesamanya. Homerus, Aeschylus, Aristophanes, Thucydides, Plato, Aristoteles ; mereka ini dan masih banyak lagi, adalah Juru Penyembuh Jiwa. Mereka dengan seksama membahas hakekat hidup dengan alasan-alasan yang meyakinkan; apakah ada, apakah yang telah terjadi, dan apakah yang seharusnya.
Salah satu kenikmatan utama dalam mempelajari sejarah adalah menemukan betapa gagasan-gagasan orang terdahulu, atau lebih tepatnya kerangka pemikiran mereka, muncul kembali dalam perjalanan sejarah. Perimbangan kekuatan dalam konstitusi Amerika dirumuskan pertama kali oleh orang Yunani. Dan guru-guru Yunani jugalah yang pertama kali mengumandangkan cita-cita yang mulia tentang hakekat persaudaraan umat manusia.
Kebudayaan Yunani yang teramat indah runtuh. Mengapa kebudayaan yang teramat indah ini runtuh, tidak seorangpun tahu dengan tepat. Sekarang mulailah masa-masa gelap. Setelah jatuhnya imperium di bagian barat, setelah jalan-jalan dirintangi, jembatan-jembatan dihancurkan, pelabuhan-pelabuhan dipenuhi lumpur, talang-talang air diputuskan, rumah sakit-rumah sakit dan perpustakaan dibakar; setelah pemerintahan hukum yang terbentang di seluruh dunia terjatuh ke dalam sistem feodal yang jahat; setelah itulah kita menyadari bahwa perkembangan kebudayaan ternyata lebih muda difahami bila ditinjau dari proses belajar. Ternyata kemudian bahwa keadaan yang teramat buruk ini tidaklah bertahan lama.
Beberapa orang optimis yang bijak menarik diri ke tempat-tempat sunyi dan tenang, dan mulai mengajar, menyalin buku dan mempertahankan kelestariannya. Di suatu biara atau sel terasing, duduklah pelajar-pelajar yang sabar mencoba memahami pemikiran-pemikiran besar di masa lampau, mereka lalu mengajari orang lain untuk juga memahaminya; orang-orang ini kemudian menyebarkannya kembali kepada pihak-pihak lain, dan dengan cara seperti ini, dunia intelek yang telah remuk lambat laun berkembang kembali.
Nenek moyang kita itu mulai mendaki lagi dari kegelapan secara perlahan-lahan, sebagaimana nenek moyang mereka yang telah naik dari lubuk kegelapan yang lebih dalam, seperti juga para turunan kita yang mungkin harus mendakinya kembali. Hal ini berlangsung lebih dari seribu tahun. Menjelang tahun 1450 bagian sebelah barat Eropa mulai memiliki kembali pemikiran utuh dunia Greco-Roman. Dan sejak itu, kebanyakan pemikir-pemikir terbaik dalam kebudayaan kita, secara langsung atau tidak langsung, merupakan murid bangsa Romawi dan Yunani.***