KAMPANYE KONSISTEN HARUM NAMANYA

Oleh: Gempur Santoso

Apenso.id – Presiden, pemimpin dan seperangkatnya, disebut juga sebagai pemerintah.

Rakyat sejahtera atau tidak dipengaruhi pemerintahnya. Rakyat tertindas atau tidak dipengaruhi pemerintahnya. Rakyat menjadi mudah berusaha atau tidak dipengaruhi pemerintah. Dan sebagainya.

Apa yang membuat pengaruh pemerintah, yakni “kebijakan” yang dibuatnya. Memang pemerintah itu sebagai “penguasa”. Mengatur segalanya dengan kebijakannya. Sesuai prosedur.

Oleh karenanya, rakyat memilih pemimpin yang “pro rakyat” adalah penting dan harus. Bila “pro rakyat”, tentu berpihak pada rakyat. Bukan akan “memeras” rakyat. Bukan rakyat sebagai obyeknya. Bukan pula akan menjarah rakyat.

Terus pemimpin yang pro rakyat yang bagaimana?. Saat musim kampanye ini, hampir semua calon pemimpin seolah “pro rakyat”. Itu memang dilakukan agar mendapat suara dari rakyat.

Kenyataan. Sudah sering berganti-ganti pemimpin saat pemilu. Antara janji kampanye dengan perjalanan setelah jadi pemimpin, ada beda. Beda itu, bisa jadi penyesuaian, bisa jadi ada kepentingan. Bisa jadi mumpung berkuasa. Bisa jadi yang utama adalah “takut tak berkuasa lagi”.

Perlu sadar, memang “penyakit penguasa adalah “takut tak berkuasa”. Itu bisa dibilang sindrom.

Kecuali, menjadi pemimpin itu hanyalah tanggungjawab dilakukan sebagai amanah (tugas yang dapat dipercaya). Amanah dari yang membuat hidup, Tuhan Allah SWT.

Zaman tebar pesona ini akan tampak semua (tak amanah, kepentingan pribadi keluarga dan kelompoknya/oligarki-nya, kedok tipuannya/modus), terdapat pada akhirnya.

Hal itu tampak tak akan terjadi seperti pepatah “gajah mati meninggalkan gading, macan mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan harum namanya”.

Yang tak harum namanya. Bisa jadi, penguasa atau rezim penguasa tak berkuasa lagi meninggalkan banyak masalah.

Jagalah prilaku saat mendapat amanah menjadi pemimpin atau tidak. Agar harum namanya.

Harum namanya, bukan harumnya minyak wangi. Sebab “racun” dituangi minyak wangi, racunnya tetap racun walau baunya wangi (harum). Lama kelamaan akan hilang harumnya tinggal racunnya.

Jadilah pemimpin, amanah, saat tak ada menjadi harum namanya.

Semoga kita selalu ikhlas dan sehat lahir batin… Aamiin YRA.

(GeSa)