Kapan Budaya Mudik Terkelola Nyaman Tak “Macet” Lagi
Oleh: Gempur Santoso
(Dosen UMAHA)
Apenso.id – Memantau dari berita di televisi, menjelang hari raya idul fitri hampir sama dengan tahun-tahun sebelumnya yakni “macet”, umpel-umpelan. Itu terjadi di jalan tol, jalan bukan tol, stasiun kerata api, pelabuhan kapal, pelabuhan pesawat terbang, dan lainnya.
Infrastuktur jalan dan lainnya selalu dibenahi. Jalan juga ditambah, seperti ada jalan tol. Hampir tiap tahun bertambah. Kenyataan, setiap menjelang lebaran kok berita hampir sama “macet”.
Bahkan telah ada pula mudik gratis. Hampir tiap provinsi jauh hari telah dilakukan mudik gratis. Itu dilakukan pemda maupun swasta memprakasai mudik gratis. Itu untuk mengurangi jumlah bersamaan mudik. Fakta berita menjelang lebaran selalu “macet”.
Mengapa problem “macet” belum teratasi. Apa yang salah. Seolah diagnose dan treatment belum mathcing. Tampaknya perlu dianalisis lagi. Perlu analisis yang tepat, analisis keseluruhan, sampai problem “macet” tidak ada lagi.
Kita memang menerima keadaan, mensyukuri yang ada. Namun, tentu kejadian “macet” tak harus dibiarkan. Perlu diselesaikan, agar lancar, aman, dan nyaman sehingga tak terjadi kecelakaan yang berarti.
Barangkali beberapa variabel sebagai bahan analisis pembenahan agar tak macet. Misal: usia kendaraan, jumlah kendaraan, itu berkaitan kemudahan mendapatkan kendaraan, sistem perawatan jalan, teknologi, konektivitas terminal, kereta api menutup jalan dalam kota, dan sebagainya.
Budaya mudik itu budaya silaturahmi. Budaya mudik idul fitri merupakan aset. Budaya mudik akan tercipta perputaran ekonomi. Budaya mudik perlu dikelola menyeluruh, perlu pelayanan yang membuat nyaman para pemudik, tak macet lagi, semoga. Itupun akan terjadi saat arus balik.
Selamat berpuasa semoga diberi kekuataan mengendalikan hawa nafsu untuk menjadi takwa…. Aamiin YRA. (GeSa)