Khidmat, Perayaan Kupatan di Durenan Trenggalek Sudah Berlangsung Selama 300 Tahun
TRENGGALEK, APENSO.ID // Lebaran Ketupat 1444H atau Kupatan tahun 2023 di Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek, terasa lebih khidmat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Hal ini karena pawai ketupat yang biasanya digelar tepat H+7, namun tahun ini pawai ketupat dilaksanakan H+6 malam.
“Tahun ini kupatan terasa lebih khidmat, karena dari keluarga pondok dan masyarakat menyepakati pawai yang biasanya digelar pada pagi hari, tahun ini digelar pada malam hari,” kata Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin saat ditemui di Pondok Pesantren (Ponpes) Babul Ulum, Kecamatan Durenan, Sabtu (29/4/2023).
Dengan digelarnya festival ketupat pada H+6 malam, masyarakat bisa fokus silaturahmi dan sowan ke rumah kiai.
“Tapi yang paling penting dan tidak boleh tertinggal, adalah wajib makan ketupat meski kenal atau tidak kenal,” lanjut pria yang akrab disapa Mas Ipin itu.
Di tempat yang sama, pengasuh Ponpes Babul Ulum, Muhammad Yunus Fudel (Gus Yunus) menjelaskan, tradisi kupatan sudah ada sejak 300 tahun yang lalu yang diinisiasi oleh Mbah Kiai Mesir atau Syekh Abdul Mahsyir.
Saat itu, keluarga besar ponpes melaksanakan puasa Syawal selama enam hari pada tanggal 2 Syawal hingga 7 Syawal, sehingga baru melakukan open house pada H+7 dan H+8 Idul Fitri.
Tradisi tersebut diikuti oleh semua santri dan warga masyarakat yang ada di sekitar ponpes dan terawat hingga kini.
“Cara menjaganya, setiap tahun masyarakt silaturahmi ke dalem kiai untuk ngalap berkah, jadi ada atau tidak ada festival atau hiburan lainnya, masyarakat tetap silaturahmi ke dalem kiai,” ucap Gus Yunus.
Wartawan : Wisnu
Esitor : Imam Mu’iz