MBAH GURU LES MATEMATIKA

By: Suryadi

Director of Education Apenso Indonesia

CATATAN

Saya diijinkan oleh BKD untuk menjalani pensiun dini sebagai guru SMK dalam usia 52 tahun masa kerja 26 tahun dengan alasan kesehatan saya menurun.Setelah menjalani masa pensiun saya terus berusaha memperbaiki kondisi kesehatan, dimana secara berangsur-angsur kesehatan saya membaik.Maka untuk menjalani masa pensiun, saya mengisi kegiatan dalam bentuk aktivitas memberi les matematika untuk siswa SD, SMP, SMA dan SMK.

Saya menyadari, bahwa saya bukan termasuk mahasiswa kelas satu, bisa dikatakan termasuk mahasiswa kelas dua. Karena saya diterima kuliah di IKIP Negeri Surabaya melalui jalur seleksi Proyek Perintis IV tahun 1980.Mahasiswa kelas satu diterima melalui jalur seleksi Proyek Perintis I misalnya UI,ITB,IPB, UGM, ITS dan Unair.Saya diterima di IKIP Negeri Surabaya jurusan Teknik Mesin.
Walaupun demikian, saya berusaha meningkatkan penguasaan keilmuan baik kontent ataupun metodologis dan kemampuan mengajar yang sesuai dengan jurusan Teknik Mesin IKIP Negeri Surabaya yang menjadi ibu kandung keilmuan tempat saya berhasil meraih kesarjanaan kelimuan yang disebut almamater.

Untuk menambah kebutuhan biaya kuliah, saya ikut bergabung di bimbingan belajar atas rekomendasi dari mahasiswa senior saya di jurusan Teknik Mesin IKIP Negeri Surabaya. Sejak awal kuliah hingga lulus, dengan mengatur jadwal kuliah, saya memberi les matematika SD,SMP, SMA dan SMK ( dulu STM).Lulus kuliah sempat mengajar matematika di SMA Among Siswa Surabaya.

Pada tahun 1987 saya diangkat menjadi guru SMK ( dulu STM Negeri Sidoarjo ). Selama mengajar di STM Negeri Sidoarjo saya juga mendapat pelatihan matematika teknik yang diselenggarakan oleh P3GT Bandung selama 504 jam. Materi pokok pelatihan matematika teknik adalah : matematika terapan bidang kejuruan mesin /fabrikasi logam, bangunan, listrik dan elektronika dan otomotif. Pada saat itu belum ada program Sertifikasi Guru. Sehingga pada saat dlaksanakan program Sertifikasi Guru saya mendapat tugas mengajar di jurusan automotif SMK Negeri 1 Sidoarjo hingga pensiun.

Berdasarkan pengalaman saya mengajar atau memberi les matematika itulah, sejak menjalani pensiun dini hingga sekarang saya aktif memberi les matematika untuk siswa SD, SMP, SMA dan SMK.

Saya berinteraksi memberi les matematika kepada siswa-siswa yang merasa mengalami kesulitan belajar matematika. Saya merasakan ada perasaan menyenangkan, karena saya bisa memberi les kepada mereka.

Karena setiap saat siswa mengalami kesulitan menjawab soal-soal, saya bisa menjelaskan langkah-langkah untuk memudahkan menjawab soal-soal yang mereka anggap sulit.
Sehingga siswa-siswa yang mengikuti les di saya bisa berlanjut.Setelah lulus SD, mereka ikut les lagi di SMP,saat lulus SMP mereka ikut les lagi di SMA atau SMK.

Semua ini patut saya syukuri.Karena siswa-siswa les merasa cocok les bersama saya.Apakah dulu di sekolah ada kurikulum K- 13 atau Kurikulum Merdeka, mereka tetap les bersama saya. Menurut pengalaman saya selama memberi les, ada tiga faktor utama untuk mencapai ketuntasan belajar siswa ( mastery learning ) yaitu : kompetensi guru les, karakteristik siswa dan motivasi orang tua.

Bahkan, saya pernah memiliki siswa yang ikut les di saya saat dia sebagai siswa SMP. Setelah lulus SMP dia diterima di SMK Perkapalan. Setelah lulus di SMK Perkapalan dia bekerja kemudian dia telah menikah. Setelah menikah dia punya anak, dimana anaknya tersebut juga diikutkan les di saya saat dia sekolah di SD, kemudian berlanjut hingga dia sekarang menjadi siswa SMP kelas 7 juga ikut les di saya.Jadi sekarang saya ini bisa dikatakan sebagai mbah guru les matematika.***