MENAHAN AMARAH
Apenso.id – Setiap orang memiliki sifat emosi, tetapi berkewajiban menahan emosional (marah) itu. Kemarahan, orang menyebut “kehilangan akal”. Hampir sama sebutan pemabuk, disebut pula ” kehilangan akal”.
Dalam firman “yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah akal”. Oleh karena itu, agar tetap sebagai manusia jangan sampai “kehilangan akal”.
Marah memang dapat ditahan apabila segala niat perbuatan hanya karena Allah SWT.
Katakanlah diundang tetangga untuk hajatan. Karena Allah SWT, kita wajib datang saat diundang tetangga, kita harus baik dengan tetangga. Walau itu undangan godaan, ternyata tak ada hajatan. Beberapa kali diundang tetangga lainnya hanyalah godaan. Tetap datang, sebab hanya karena Allah SWT kita datang, wajib. Datang bukan karena yang mengundang, datang karena yang diperintahkan oleh Allah SWT. Tentu tak perlu marah sedikit pun, cukup menyikapi (barangkali sikap senyum bersahaja).
Memang berbagai macam jenis godaan dari manusia lain. Selama niat kita hanya karena Allah SWT. Bukan niat karena yang menggoda kita. Kita tak akan marah. Cukup menyikapi tanpa marah.
Tidak mudah marah adalah salah satu sifat orang bertakwa. Dan, kita harus paham tujuan utama berpuasa di bulan Ramadhan adalah menjadi manusia bertakwa.
Sebagaimana ayat Al-Qur’an yang memerintahkan muslim agar menahan amarah dan bersabar adalah surat Ali ‘Imran [3] ayat 134 yang artinya berbunyi: “(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.”
(GeSa)