MENCARI NAFKAH
Oleh: Gempur Santoso
Seluruh manusia yg hidup di dunia memiliki tanggungjawab. Dari lahir hingga wafat, manusia memiliki tanggungjawab. Tanggungjawab sesuai usia masing-masing.
Khusus mamusia dewasa. Secara umum manusia dewasa memiliki tanggungjawab untuk mendapatkan nafkah.
Manusia dewasa memiliki kegiatan apapun, pasti akhirnya adalah mendapatkan nafkah.
Pekerjaan/tempat kerja adalah sarana ribon untuk tanggungjawab nafkah. Katakan menjadi presiden, wapres, menteri, atau jabatan lainnya, pedagang, petani, pabrik-an, karyawan, guru, dosen, sopir, pilot, pelaku kuliner, dan lain-lain. Semua itu pada akhirnya sebagai tempat ribon mendapatkan nafkah.
Sebagai bukti. Adakah yg bersedia menjadi pejabat atau usaha atau bekerja dan sebagainya kemudian tak mendapatkan materi apa-apa?. Jelas semua memiliki kalkulasi.
Jelas semua manusia dewasa mencari nafkah. Namun, akan menjadi konflik jika berbenturan mencari nafkah. Ada yg terganggu atau juga saling terganggu dalam kelancaran mencari nafkah.
Misal ada yg mendirikan tempat belajar (sekolahan). Bentuk yayasan. Sewa gedung sekolah pinggir jalan Kampung. Sekolah Taman kanak-kanak (TK)/PAUD). Tampaknya yg usaha pendidikan itu perlu memahami pendidikan. Taman kanak kanak seharusnya ada taman bermain. Karena sifat anak adalah bermain. Lembaga pendidikan itupun sebagai tempat ribon nafkah.
Karena sekolah TK itu di pinggir jalan, nampak usaha itu dipaksakan.
Lokasi tepi jalan desa. Jalan itu pun sebagai infrastruktur orang mencari nafkah. Jalan lewat orang kerja, lewat kendaraan orang kerja, lewat mobil on-line, untuk lewat kendaraan box, dan lainnya. Semua lewat jalan itu untuk mencari nafkah.
Yang jualan di sekitar tempat sekolah itu. Pun semua mencari nafkah.
Kalau ada yg jualan di jalan dekat sekolahan itu memakai mobil pic-up, dan berhenti. Apalagi berhenti lama. Jelas membuat kemacetan, karena jalan Kampung cukup kecil, lebar sekitar 3 m. Kecuali tak berhenti dan lewat saja.
Nah…terjadi berbenturan mencari nafkah. Menjadi konflik. Konflik antara pencari nafkah dg segmen yg berbeda.
Oleh karena itu. Sangat perlu mendisplinkan diri. Jangan sampai mengganggu orang lain. Jangan egois berdalih “mencari” nafkah.
Jangan lupa semua orang dewasa itu mencari nafkah. Jangan sampai campur aduk. Jangan sampai sekolahan seperti pasar. Jangan sampai pasar sepi seperti sekolahan. Jangan sampai egois mementingkan diri sendiri, tidak memahami kepentingan orang lain. Pun sebetulnya orang lain juga mencari nafkah.
Perlu disiplin mencari nafkah pada segmen masing-masing, walau berbeda. Perlu saling menghormati. Tetap tertib, jangan memaksakan kehendak, biar hidup bersama ini tetap nyaman.
(GeSa)