MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN
Oleh : Suryadi
Director of Education Apenso Indonesia
Apenso.id – Dunia pendidikan di Indonesia itu tidak sepi dari masalah, perlu terus menerus dilakukan perbaikan. Pada hakekatnya pendidikan jika dikelola secara tepat, akan bisa “memberantas kemiskinan dan ketidaktahuan”.
Saya pernah jadi guru di sekolah. Sekarang saya sudah pensiun tidak mengajar di sekolah, tetapi saya sekarang memberi les matematika dalam kelompok kecil. Ada perbedaan mengajar di sekolah dan mengajar di les. Pada saat saya di sekolah membimbing siswa sejumlah sekitar 40 siswa setiap kelasnya. Jika dihitung setiap kelasnya, rasio guru – siswa sekitar 1 : 40. Saat saya membimbing siswa di les, setiap kelasnya rasio guru – siswa 1 : 5. Membimbing 40 siswa setiap kelas dibandingkan membimbing 5 siswa setiap kelas, pasti ketuntasan hasil belajar siswa berbeda.
Untuk masa depan negara, APBN perlu disesuaikan secara bertahap terkait anggaran pendidikan untuk meningkatkan kualitas guru, menambah jumlah guru, ruang kelas dan lain-lain agar rasio guru – siswa semakin ideal hingga tiap kelas bisa tercapai rasio guru – siswa 1 : 20.
Demikian juga seleksi masuk untuk menjadi guru berangsur – angsur harus ditingkatkan agar diperoleh calon guru yang memiliki kemampuan intelektual yang tinggi. Di Finlandia, untuk dapat kuliah di fakultas pendidikan, untuk menjadi guru tes masuknya sangat sulit. Hanya calon mahasiswa yang memiliki kemampuan intelektual yang tinggi dapat diterima menjadi mahasiswa calon guru. Jadi bukan merupakan mahasiswa kelas dua.
Kuncinya ada di kualitas guru, rasio guru – siswa. Walaupun kurikulum sering diganti, jika dua faktor kualitas guru dan rasio guru – siswa kurang mendapat perhatian, maka mutu pendidikan akan tetap rendah. Padahal, di abad 21 ini perubahan dunia sangat cepat. Sehingga negara dituntut untuk menyesuaikan dengan kondisi perubahan dunia yang sangat cepat seperti saat ini.
Berdasarkan pengalaman empiris, saya membimbing dalam setiap kelas 5 siswa dan membimbing setiap kelas 40 siswa ketuntasan hasil belajar siswa berbeda. Pasti ketuntasan belajar siswa pada kelompok kecil lebih maksimal.
Semakin sedikit siswa yang kita bimbing, semakin mudah bagi guru untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa. Sehingga guru bisa segera mengadakan pembelajaran remidi tentang kompetensi apa yang masih menjadi kesulitan belajar siswa. Dengan demikian, ketuntasan hasil belajar siswa bisa tercapai maksimal.***