MOCHAMMAD DARISUNAJIHA TEMUKAN MATERIAL KOMPOSIT DARI TEMPURUNG KELAPA
SURABAYA, APENSO.ID || Seorang mahasiswa Untag Surabaya menyulap limbah tempurung kelapa menjadi material komposit pengganti logam. Padahal biasanya, tempurung kelapa diolah menjadi berbagai souvenir seperti gantungan kunci, centong nasi, cangkir dan sebagainya.
Namun berbeda dengan yang dilakukan Mochammad Darisunajiha, mahasiswa Untag Surabaya ini. Mahasiswa Teknik Mesin Untag Surabaya ini berhasil menemukan material komposit sebagai pengganti logam, hasil memanfaatkan limbah tempurung kelapa dan polipropilen.

Daris mengaku terdorong untuk mengembangkan penelitian pemanfaatan tempurung kelapa sebagai material komposit. Karena, limbah tersebut biasanya hanya dipakai untuk pengganti kayu bakar dan kerajinan saja.
“Saya menggali literatur pemanfaatan tempurung kelapa sebagai material komposit alternatif pengganti logam. Terlebih pada tahun 2021 saja jumlah produktivitas pohon kelapa mencapai 2.777.530 ton,” ujar Daris, Rabu (22/2/2023).

Ia mengungkapkan, hasil temuan dari tugas akhirnya ini didapatkan bahwa dari pengolahan limbah tempurung kelapa yang dicampur limbah plastik akan menghasilkan ukuran partikel 200-250 mesh fraksi berat 11,5 persen.
“Dengan nilai rata-rata tegangan tarik tertinggi sebesar 19,80 Mpa serta memiliki nilai rata-rata energi yang diserap 0,97 joule atau setara dengan kekuatan timah,” jelasnya.

Ke depan, lanjut dia, material komposit tersebut nantinya bisa dimanfaatkan di bidang otomotif, bahkan rumah tangga. Pasalnya, material ini terbilang ringan dan tahan korosi. Tak hanya itu, pemanfaatan limbah tempurung kelapa ini juga tak memerlukan waktu yang lama dan biaya yang besar, sehingga lebih efisien, ekonomis, dan ramah lingkungan.
“Material komposit hasil eksperimen saya ini nantinya bisa dikembangkan lebih jauh sebagai bahan pelapis baja yang digunakan untuk sepeda, kendaraan, atau peralatan rumah tangga,” bebernya.

Ia menambahkan, proses pengolahan limbah tempurung kelapa ini terbilang mudah, hanya dengan memanfaatkan mesin ayak berbasis gelombang air buatan. Serbuk hasil tempurung kelapa diayak sesuai ukuran partikel yang sudah ditentukan. Kemudian, serbuk direndam pada air hangat bersuhu 110 derajat celcius.
“Lalu dioven selama 45 menit dengan suhu 110 derajat celcius dan dimasukkan ke dalam wadah. Selain itu bahan baku tempurung kelapa ini bisa dibeli dengan harga yang ekonomis sekitar Rp 20 ribu untuk satu karung,” katanya.
Wartawan : Kris Maryono