MOS SISWA DAN ORTU HANYALAH KALIMAT SENSASI
Ditulis Oleh : Prof. Gempur Santoso
( Guru Besar dan Dosen Umaha)
Apenso.id // Pendidikan memang dikluster disesuaikan usia peserta didik. Maka, ada sekolah PAUD/taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah lanjutan pertama, sekolah lanjutan atas, sarjana, sampai pascasarjana.
Itu diklaster pada usia berbada memiliki strategi pendidikan yg berbeda. Perbedaan klaster sesuai usia mengikuti perkembangan psikologi manusia.
Apabila materi pelajaran diberikan pada peserta didik terlalu dini. Tak seimbang dengan usia. Materi yg belum waktunya diberikan peserta didik, sangat memungkinkan peserta didik malah menjadi tidak baik. Menjadi anak yg sulit diberi materi pejaran, sulit diajari. Bahkan akan menjadi rusak.
Psikologi perkembangan manusia sangat terkait dengan perkembangan mental. Seiring usia bertambah maka perkembangan mental pun bertambah.
Para ahli pendidikann tentu sangat paham tentang perkembangan manusia, atau teori tumbuh kembang peserta didik. Termasuk teori pendidikan lainnya.
Jika perkembangan usia bertambah, namun perkembangan mental tak berkembang. Tak seimbang perkembangan usia dan mental. Usia lebih tinggi dari mental. Maka, hal itu terjadi keterbelakangan.
Berita saat masa orientasi pengenalan sekolah (mos) anak didik dan orang tua (ortu), sangat mungkin hanyalah sensasi belaka.
Bisa jadi ortu disendirikan (klaster) sendiri mendapatkan pendidikan parenting. Kemudian, anak didik klaster sendiri, dididik tentang orientasi sekolah. Hanya saja waktu bersamaan mos.
Salam mendidik yg tepat, dan semoga selalu sehat lahir batin…aamiin YRA.