Muslimat NU Surabaya Bagi Pengalaman Kepada Delegasi Asia-Afrika

Apenso.id – Pimpinan Cabang (PC) Muslimat NU Surabaya, Jawa Timur membagikan pengalaman dan praktik baik tentang kesehatan keluarga dan penurunan stunting. Kali ini pengalaman tersebut dibagi kepada delegasi Asia-Afrika yang mengikuti pelatihan kerja sama Selatan-Selatan.

“Kami punya majelis taklim Ar-Rahmah yang dilakukan sebulan sekali, mengkaji berbagai macam hal terkait perempuan dan kesehatan reproduksi. Jadi, kekuatan menurunkan stunting kita dukung dengan itu,” kata Ketua II PC Muslimat NU Surabaya, Masfufah, Kamis (27/07/2023).

Ia menekankan pentingnya peran perempuan dan pentingnya guyub rukun lintas organisasi demi menurunkan angka stunting yang saat ini juga tengah menjadi isu dunia. “Berkahnya jamaah di NU, ketika terjadi konflik, Muslimat NU menginstruksikan sampai tingkat bawah, seperti stunting ini, kita istihgatsah, berdiskusi, dan membantu program pemerintah agar terus terkawal sampai akar rumput,” ujar dia.

Salah satu perwakilan delegasi asal Myanmar, Zhaw Min Than, mengajukan pertanyaan tentang bagaimana organisasi ini bisa terus memperjuangkan visinya. Mengingat di Myanmar, muslim sebagai minoritas tidak memiliki wadah untuk berdiskusi. “Di Myanmar, muslim utamanya tidak mempunyai grup, mereka kesulitan mendapatkan pendidikan, bahkan seringkali bergantung kepada orang tua dan suaminya. Lalu bagaimana mengatasi tantangan di tengah masyarakat yang patriarki, jika perempuan tidak mendapatkan izin berorganisasi dari suaminya?” tanya Zhaw.

Masfufah menjawab, bahwa Muslimat NU di Indonesia tidak semerta-merta mendapatkan izin ikut berorganisasi dari suami. “Ketika para istri menjadi anggota Muslimat NU, maka akan diberikan pencerahan, jika aktif di organisasi, jangan sampai melupakan kodratnya sebagai perempuan. Muslimat NU menekankan bahwa peran kodrati sebagai istri dan ibu ini harus tetap dilaksanakan,” tuturnya.

Kegiatan ini dipusatkan di Surabaya atas kolaborasi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg), dan United Nation Population Fund atau UNFPA.***

(Ful)