NU Bukan Nunut Urip Tapi Noto Urip

Apenso.id – Tujuan Nahdlatul Ulama (NU) adalah untuk menata hidup, bukan numpang hidup. Begitulah Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftahul Akhyar menyebut upaya NU untuk mewujudkan kemaslahatan dunia secara keseluruhan. “NU bukan Nunut Urip tapi Noto Urip (NU bukan numpang hidup tapi menata hidup),” kata Kiai Miftach dalam pembukaan Konferensi Besar NU 2024 di Pesantren Al-Munawwir, Krapyak, Bantul, Yogyakarta, Senin (29/1/2023).

Kiai Miftach menganjurkan untuk mengikuti perintah organisasi NU yang dimulai dari komando garis perintah pimpinan paling tertinggi NU. “Oleh karena itu, dibeberapa tempat saya sampaikan, isma athi’u (dengarkan taatilah) karena itu sangat dipesankan Rasulullah SAW. Jamiyyah yang Mardhiyyah (NU) ini organisasi terbesar sedunia bahkan terbesar dunia dan akhirat. Ini nikmat yang besar diberikan kesempatan ikut menata, di samping memperbaiki diri,” jelas pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya ini.

Kiai Miftach mengungkapkan, untuk menata kehidupan warga NU dan masyarakat harus dapat menerjemahkan makna agama Islam secara benar ke seluruh penjuru dunia. “Inilah NU ingin memerankan, ingin menjadi mutarjim (penerjemah) semampunya menerjemahkan dakwah islamiyah yang besar, dakwah yang merangkul tidak memukul, dakwah yang membina tidak menghina, dakwah yang menyayangi tidak menyaingi dan dakwah yang simpatik,” tuturnya.

Untuk membangkitkan NU, ia mengajak untuk adil dalam menilai seseorang, sehingga tidak boleh salah menilai sesuai dengan kemampuan masing-masing. “Apa yang dianggap besar, punya nilai ya kita besarkan, mengagumkan apa yang memang agung dan mengecilkan apa yang hakikatnya kecil karena ulama adalah sosok yang mampu memberikan mereka yang punya hak. Memberikan hak mereka yang memang haknya,” terangnya.***

(Vin)