Oportunis

Apenso.id – Dicuplik dari: Sevilla Nouval, gramedia.com

Orang yang menganut paham oportunis yaitu sebagai orang yang paham dan semata–mata hendak mengambil keuntungan untuk diri sendiri dari kesempatan yang ada tanpa berpegang pada prinsip tertentu. Oportunis berasal dari kata bahasa inggris opportunity yang artinya peluang. Sedangkan “is” seperti yang kita ketahui merujuk pada pelaku antaranya seperti di manfaatkan untuk kepentingan orang tersebut, tentu saja menjadi hal negatif dalam kaidah kebersamaan, kolektif. Berbeda dengan kehidupan para calo, makelar atau sales. Justru mereka mempunyai sifat oportunis yang sangat baik berhubungan dengan marketing. Tentunya mereka akan mendapatkan penjualan yang lebih banyak.

Akan tetapi, sifat oportunis juga harus dijaga dengan baik, perlu dibedakan orang yang pantas dimanfaatkan dan yang bukan. Tentunya, jika sudah dekat dengan seseorang dan menganggapnya teman, tetapi tetap berlaku oportunis terhadap orang tersebut, maka itu tentu sebuah kesalahan bahkan bisa disebut dengan kejahatan.

Selain itu, oportunis juga bisa disebut sebagai orang yang memanfaatkan situasi untuk mendapatkan keuntungan langsung tanpa berpegang pada prinsip–prinsip atau rencana yang konsisten atau paham yang mencari dan menggunakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan bagi diri sendiri tanpa mempertimbangkan apakah ini adil atau benar orangnya. Di lihat dari kacamata ini sepertinya tidak ada yang salahnya kalau oportunis adalah orang yang mengambil peluang.

Oportunis juga bisa disebut sebagai sikap seseorang yang suka mengambil setiap kesempatan belaka dengan mengacuhkan prinsip yang dipegang. Misalnya seperti saat terjadi banyak bencana alam, banyak orang yang kesulitan mencari tempat berlindung, bahan makanan serta MCK. Bagi sebagian orang saat keadaan seperti itu adalah waktunya bagi mereka untuk membantu sesama, namun bagi mereka yang bersifat oportunis, maka dia akan berusaha mencari keuntungan dari hal tersebut.

Contohnya, dia yang bersifat oportunis akan menyewakan rumahnya untuk menginap, menjual makanan yang lebih mahal dari harga di pasaran atau menarik biaya MCK yang lebih dari biasanya. Hal ini tidak dapat disalahkan sepenuhnya pada orang oportunis, namun jelas sangat menyebalkan bukan?

Rasanya seperti di manfaatkan untuk kepentingan orang tersebut, tentu saja menjadi hal negatif dalam kaidah kebersamaan, kolektif. Berbeda dengan kehidupan para calo, makelar atau sales. Justru mereka mempunyai sifat oportunis yang sangat baik berhubungan dengan marketing. Tentunya mereka akan mendapatkan penjualan yang lebih banyak.

Akan tetapi, sifat oportunis juga harus dijaga dengan baik, perlu dibedakan orang yang pantas dimanfaatkan dan yang bukan. Tentunya, jika sudah dekat dengan seseorang dan menganggapnya teman, tetapi tetap berlaku oportunis terhadap orang tersebut, maka itu tentu sebuah kesalahan bahkan bisa disebut dengan kejahatan.

Selain itu, oportunis juga bisa disebut sebagai orang yang memanfaatkan situasi untuk mendapatkan keuntungan langsung tanpa berpegang pada prinsip–prinsip atau rencana yang konsisten atau paham yang mencari dan menggunakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan bagi diri sendiri tanpa mempertimbangkan apakah ini adil atau benar.

Selain itu, oportunis cenderung pintar dalam mengambil peluang, tidak peduli sekecil apapun akan tetap diambil asal itu menguntungkan. Namun untung disini adalah untuk diri sendiri bukan orang lain. Dalam pergaulan juga kita dapat menemukan ciri–ciri orang yang oportunis. Mereka cenderung berbaur dengan orang–orang yang dianggap menguntungkan, sementara teman-teman lama dan teman-teman yang ada dibawahnya akan dilupakan.

Dapat dikatakan bahwa oportunis tidak layak untuk dijadikan sahabat karena dia hanya akan bersahabat dengan segala hal yang bermanfaat bagi dirinya sendiri atau egois menjadi ciri khasnya. Apabila seorang oportunis dimasukkan ke dalam satu kelompok kemudian tidak satu jalan, maka ketika satu kelompok itu bekerja untuk kepentingan bersama dia akan bekerja untuk dirinya sendiri dan berusaha mengambil keuntungan dari anggota kelompok yang lain.

Orang yang oportunis memutuskan sesuatu secara situasional apapun alasannya. Berbeda dengan orang yang memegang erat prinsip dan norma aturan.

Teman yang oportunis pintar dalam mengambil berbagai kesempatan yang akan menguntungkan dirinya. Sayangnya, demi keuntungan pribadi, sehingga dia bisa sangat tega pada orang lain. Bahkan, pertemanan kalian juga bisa dipandang sebatas transaksi yang harus memberinya sebanyak mungkin keuntungan. Meski itu berarti kerugian besar, hal tersebut seakan bukan menjadi masalah berarti untuknya.

Tentu kamu tidak mau didekati, apalagi menjadi korban berulang dari trik teman yang oportunis bukan? Jika begitu, yuk kenali ciri–ciri dan bersikaplah lebih waspada terhadap setiap upaya teman oportunis yang berkeliaran di sekitarmu.***