Pelayanan RSUD Sidoarjo Terhambat Karena Pembangunan Gedung Pusat Terpadu Yang Belum Kunjung Dimulai-mulai
Apenso.id // Pembangunan gedung pusat terpadu atau proyek konstruksi sering dapat mengganggu layanan publik yang ada, termasuk rumah sakit. Pekerjaan konstruksi dapat menyebabkan gangguan dalam aksesibilitas, pembatasan ruang, dan gangguan infrastruktur yang ada.
Dalam hal pelayanan rumah sakit, pembangunan gedung pusat terpadu mungkin mengharuskan perpindahan fasilitas atau pemindahan sementara, yang dapat mempengaruhi ketersediaan dan aksesibilitas pelayanan kesehatan. Pemindahan peralatan medis, pasien, dan personel medis juga dapat menjadi tantangan selama proses konstruksi.
Usulan pembentukan Holding manajemen pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) milik Pemkab Sidoarjo diharapkan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali segera mendapat lampu hijau dari pemerintah pusat.
Keinginan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor itu bukan tanpa alasan. Ia menginginkan adanya standarisasi layanan di semua rumah sakit milik pemkab.
Selain itu, pembentukan holding blud RSUD dinilai lebih efektif dan efisien. Dibentuknya holding akan memudahkan dalam penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP), mulai dari sistem manajemen hingga mutu layanan.
“Saat ini kita punya dua rumah sakit, pertama RSUD Sidoarjo dan RSUD Sidoarjo Barat dengan manajemen pengelolaannya sendiri-sendiri. Kedepan apabila holding terbentuk maka cukup satu manajemen induk yang mengontrolnya. Ini jauh lebih efektif dan yang paling penting standart pelayanan rumah sakit yang dimiliki pemkab nantinya bisa terjaga mutunya,” ujar Gus Muhdlor disela-sela acara Groundbreaking pembangunan Gedung Pusat Terpadu RSUD Sidoarjo. Sabtu, (8/7/2023).
Menurut saya, pembangunan gedung baru yang digadang-gadang akan jadi gedung pusat terpadu di RSUD Sidoarjo terlalu lama, karena gedung di bongkar pada awal bulan puasa dibulan Maret.
Karena belum mengantongi ijin dari pemerintah pusat pembangunan gedung terbengkalai hingga pada bulan Juli ini baru dimulai acara Groundbreaking pembangunan Gedung Pusat Terpadu RSUD Sidoarjo.
Karena pembangunan gedung yang mangkrak, menyebabkan suasana pelayanan RSUD tidak kondusif, seperti kantor pegawai yang pindah tempat sementara, rekayasa jalan menuju poliklinik spesialis yang di lewatkan gedung rawat inap tulip.
Selain itu tempat pengambilan obat bagi pasien bpjs yang letaknya di farmasi 5 harus sedikit berdesakan sebab gedung tengah yang sudah dirobohkan untuk pembangunan gedung baru.
Banyak pengunjung atau pasien yang sedang kontrol sering kali mengeluh bingung jika sedang berkunjung karena letak ruangan-ruangan yang sudah berbeda dari sebelumnya.
Tapi disamping dampak yang ditimbulkan karena pembangunan gedung baru tersebut, pihak RSUD menginginkan upgrade pelayanan dan teknologi yang lebih canggih di era modernisasi pada saat ini. Dan menjanjikan pelayanan yang adil dan tidak membeda-bedakan bagi semua pengunjung atau pasien di RSUD.
Ditulis Oleh : Iga Nuridatul Mawalia
Nim : 222020100025
Mahasiswa Fakultas Bisnis, Hukum dan Ilmu Sosial (Administrasi Publik)