Pendidikan dan Pendidikan Alternatif
Oleh: Gempur Santoso
Apenso.id – Pendidikan itu untuk makhluk manusia, bukan makhluk lainnya. Secara ontologis bahwa manusia itu terdiri jasmani dan rohani, atau fisik dan psikologis. Pendidikan untuk manusia.
Dari asal muasal pendidikan untuk fisik dan psikologis itu. Oleh Bloom dibagi tiga yakni: kognitif (ilmu pengetahuan), afektif (rasa/perasaan), dan psikomotorik (skill) atau ketrampilan atau body language berakhlak mulia.
Pandangan Bloom sama dengan yang disebutkan seorang filosof Ronggo Warsito bahwa garapan pendidikan: cipto, roso, karso.
Apabila manusia pendidikannya baik maka akan menjadi orang baik.
Sebetulnya semua manusia tak berpendidikan pun akan tetap hidup atau tetap melakukan kehidupan. Tetapi belum tentu menjadi manusia baik, karena tak berpendidikan.
Oleh karena itu, manusia harus mengenyam pendidikan kognitif, afektif, psikomotorik. Dengan demikian akan menjadi manusia baik secara jasmani dan rohani.
Setelah manusia mengenyam pendidikan menjadi orang baik. Maka, manusia boleh meneruskan ke pendidikan alternatif.
Pendidikan alternatif bisa dilakukan setelah mengenyam pendidikan manusia menjadi orang baik. Pendidikan alternatif itu, manusia bisa belajar dan menjadi ahli robot, ahli penyakit dan kuratifnya (dokter), ahli industri, ahli teknik, ahli bisnis, ahli administrasi, ahli informasi teknologi (IT), ahli ergonomi atau ahli lainnya yang bersifat vokasi (khusus) tidak umum lagi.
Bahkan media menggunakan daring (dalam jejaring) pun bisa belangsung baik bagi manusia yang sudah berpendidikan. Daring tidak cocok untuk anak kecil yang pendidikan sekolahnya belum tuntas.
Kalau sudah berpendidikan baik. Terus mengukuti pendidikan alternatif. Dengan demikian akan menjadi manusia baik pada keahlian tertentu.
(GeSa)