Pesantren adalah Benteng Terakhir Pendidikan Agama

Lampung, Apenso.id – Pondok pesantren adalah benteng terakhir pendidikan agama bagi generasi penerus. Dan sistem pendidikan pesantren sudah ada sejak zaman Rasulullah saw yang kemudian dicontoh oleh Wali Songo di Nusantara.  

Penegasan itu disampaikan Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar pada Halal bi Halal Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (KBNU) Provinsi Lampung di Pondok Pesantren Darul Ishlah, Kabupaten Tulang Bawang, Kamis (9/5/2024). “Pada zaman Rasulullah Saw ada sahabat Abu Hurairah yang mondok pada Rasulullah yang diikuti oleh berbagai teman dari mancanegara. Jumlahnya mulai 70-300 bahkan ada yang mengatakan sampai 400,” ungkap Kiai Miftach.

Para santri ini, lanjut Kiai Miftach, ditempatkan di ash-Shuffah atau serambi Masjid Nabawi yang berada di bagian belakang Masjid Nabawi. Tempat ini diberi atap dan disediakan bagi orang asing yang berada di sana, yaitu mereka yang tidak punya rumah atau kerabat.

Hidup mereka bergantung pada Rasulullah. Mereka tidak membawa bekal materi dunia dan hanya berbekal pakaian yang dikenakannya.

Merekalah yang meramaikan jamaah di Masjid Nabawi. Mereka memilih hidup zuhud beribadah siang malam, dan mendalami ilmu agama. Kedekatan mereka dengan Rasulullah, membuat mereka tidak hanya mendapat bimbingan rohani, tetapi juga menjadi periwayat hadits terkemuka. “Hidup mereka hanya untuk ngaji dan ngaji, tidak mikir dunia,” ungkapnya.

Kepasrahan dan keistiqamahan para Ahlussufah ini membuahkan hasil setelah mereka lulus dan terjun ke masyarakat. Seperti Abu Hurairah yang akhirnya menjadi Gubernur di Bahrain dan menjadi orang yang kaya raya. Ahlussuffah lainnya juga sukses dan menjadi orang yang kaya dengan posisi penting.

Kiai Miftach berpesan kepada jamaah untuk senantiasa mengirimkan putra-putrinya ke pesantren dan tidak perlu khawatir terhadap rizki dan masa depan mereka. Orang tua menurutnya, malah harus khawatir jika putra-putrinya nanti tidak mengenyam pondok pesantren yang akan jauh dari nilai-nilai agama di masa depannya.***

(Vin)