PMII Soroti Tingginya Putus Sekolah di Bogor
Bogor, Apenso.id – Data pokok pendidikan pada Pusat Data Informasi (Pusdatin) mencatat ada sebanyak 1.706 anak di jenjang SD hingga SMA di kabupaten Bogor putus sekolah. Hal ini mendapat sorotan Ketua Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) kabupaten Bogor, Jawa Barat, Moh Aam Badrul Hikam.
Menurutnya, ini merupakan bukti kegagalan pemerintah daerah dalam mengatasi persoalan di dunia pendidikan. “Data dari Pusdatin ada 1.706 anak mengalami putus sekolah karena faktor ekonomi, dan ini yang sedang kita sorot,” katanya, Selasa (10/10/2023).

Dengan jumlah kasus anak putus sekolah yang tinggi, dia menilai seharusnya pemerintah dalam hal ini Pemkab Bogor harus bertanggung jawab. Sebab, dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, masyarakat berhak mengikuti program wajib belajar 12 tahun. “Banyak masyarakat yang tidak masuk sekolah negeri, sehingga mereka beralih sekolah ke swasta. Karena biaya yang cukup mahal, kebanyakan mereka mengalami putus sekolah dan tidak melanjutkan pendidikan,” papar Aam.
Selain itu, lanjut dia, sarana pendidikan yang belum merata juga menjadi faktor penyumbang banyaknya yang putus sekolah. Belum lagi sistem jalur zonasi pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang tiap tahunnya bermasalah sehingga sekolah swasta menjadi pilihan terakhir.

Dari sisi kebijakan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan Dinas Pendidikan kabupaten Bogor. Diantaranya infrastruktur bangunan sekolah negeri yang rusak, pungutan liar saat pendaftaran ulang, hingga gaji tenaga pendidikan seperti guru honorer yang jauh di bawah Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK).
Sementara belum meratanya penyerapan pendidikan di kabupaten Bogor dikarenakan jarak sekolah negeri yang terlalu jauh dari rumah siswa. Sehingga, banyak siswa yang memilih putus sekolah dan membantu orang tuanya menopang ekonomi keluarga, dari pada harus belajar di sekolah swasta yang biayanya terbilang mahal.***
(Ful)