Prof Redi Panuju : Media Sosial Memiliki Potensi Besar

Apenso.id // Guru Besar Universitas Dr Soetomo (Unitomo) Surabaya Bidang Ilmu Komunikasi Prof Redi Panuju membuat gagasan pembentukan lembaga pengawasan, khusus untuk media sosial (medsos).

Lembaga tersebut layaknya KPI (Komisi Penyiaran Indonesia), yang menjadi regulator atau pengawas dari penyelenggaraan penyiaran di Indonesia. Prof Redi menilai jika hal itu penting karena medsos memiliki kecenderungan polarisasi.

Gagasan itu merupakan isi orasi ilmiahnya berjudul ‘Podcast Politik Indonesia; Penggunaan Media Sosial sebagai Alat Propaganda Bakal Calon Presiden di Indonesia’. Orasi Ilmiah itu digelar Selasa (4/7/2023).

Prof Redi menyebut jika medsos, termasuk podcast, selain memiliki potensi sosialisasi juga memiliki potensi destruktif karena terdapat kecenderungan polarisasi. Sehingga, masyarakat bisa terdisintregasi dalam berbagai kelompok.

“Nah, itu bisa berbahaya bukan hanya secara naratif, tapi bisa juga ketika ada kesempatan jumpa darat, itu bisa jadi kekuatan yang saling berhadap-hadapan,” jelas Prof Redi saat press conference, Senin (3/7/2023).

Oleh sebab itu, mulai saat ini hal tersebut harus diantisipasi. Ia merekomendasikan agar Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bisa memikirkan bagaimana membuat sebuah regulasi agar medsos tersebut dapat dikontrol, paling tidak dari segi kontennya.

“Selama ini kan nggak ada (kontrol, red), ya sudah jadi liberal betul, jadi sangat bebas. Karena itu, menurut saya perlu dibentuk komisi media sosial. Seperti penyiaran itu ada KPID. Nah, (medsos, red) juga perlu. Karena aparat yang memegang leading sektor media sosial itu sangat terbatas,” katanya.

Terkait podcast politik sendiri, Prof Redi menilai jika saat ini platform digital ini tengah diminati, karena memiliki daya tarik bermacam-macam terutama isu yang diangkat adalah isu aktual.

“Sehingga para calon presiden itu mencoba mendomplengi masuk di dalamnya supaya dia terkesan punya pendapat, sambil juga melakukan sosialisasi. Viewer podcast politik ini lumayan banyak sehingga dari pada dia turun gunung langsung ke daerah, ya dia memilih lewat media sosial ini,” paparnya.

Prof Redi mengatakan, bahwa isi podcast yang dibuat oleh perseorangan lebih leluasa menggali hal-hal yang bersifat pribadi. Secara keseluruhan, podcast politik memperlihatkan kemajuan dalam meraih perhatian penonton, sehingga di masa depan podcast politik akan menjadi incaran politisi dalam memasarkan dirinya kepada khalayak.

Reporter : Kris