Ringkasan Buku Berjudul Biografi Angka Nol Ditulis Oleh Charles Seife – (7) : Tak Ada Yang Dapat Dilakukan (Asal – Usul Angka Nol)
Oleh : Suryadi
Director of Education Apenso Indonesia
Kehidupan Tanpa Angka Nol
Apenso.id – Meski di masa lampau kemampuan berhitung jarang ditemui, kenyataannya angka – angka dan dasar – dasar konsep hitung berkembang mendahului kemampuan menulis dan membaca. Ketika peradaban awal manusia mulai menggunakan alang – alang dan lembaran tanah liat, memahat bentuk – bentuk pada batu, menuliskan tinta di atas perkamen atau lembaran papirus, sistem bilangan telah dikenal sangat baik.
Mentranskrip sistem bilangan dari bentuk oral ke bentuk tertulis adalah pekerjaan yang sangat mudah: seseorang hanya perlu menetapkan metode pengodean sehingga para penulis dapat menyusun angka – angka tersebut dalam bentuk yang lebih permanen (beberapa kelompok masyarakat bahkan telah menemukan cara ini sebelum mereka mengenal tulisan). Orang – orang Inca yang masih buta huruf, misalnya sering menggunakan quipu, untaian simpul tali yang berwarna – warni, untuk mencatat penghitungan.
Para pakar tulis kuno menuliskan bilangan – bilangan yang sesuai dengan sistem hitung dasar mereka dan meringkasnya dalam bentuk yang terpikirkan oleh mereka. Semenjak masa Gog, manusia terus meraih banyak kemajuan. Para pakar tulis kemudian menciptakan simbol – simbol bagi setiap jenis pengelompokan untuk menghindari pengulangan penulisan sejumlah tanda. Dalam sistem quiner, seorang pakar tulis akan membuat tanda tertentu untuk benda tunggal, sebuah simbol untuk kelompok yang terdiri dari lima, kemudian tanda lain untuk kelompok yang terdiri dari 25 dan seterusnya.
(Bersambung)