Ringkasan Buku Menguak Rahasia Cara Belajar Orang Yahudi – Penulis Buku Abdul Waid (7) : Rahasia Hidup Serba Terampil
Oleh : Suryadi
Director of Education Apenso Indonesia
Apenso.id – Hingga saat ini, sebenarnya banyak orang Yahudi yang juga hidup miskin. Namun yang membedakan antara orang-orang miskin Yahudi dan orang-orang miskin di seluruh dunia pada umumnya selain kaum Yahudi adalah terletak pada ketrampilan menyikapi persoalan hidup yang dihadapi. Dimana pun orang-orang Yahudi tinggal, bagaimanapun sulitnya hidup mereka, dan apapun hambatannya, mereka pasti mampu mengatasinya dengan gaya hidup terampil. Dengan kata lain, dalam kamus kehidupan orang Yahudi, dimana ada kesulitan, di sana pasti ada solusi.
Di awal abad 19, banyak orang Yahudi yang mulai membanjiri benua Amerika. Di abad ini, mereka yang datang ke Amerika kebanyakan dari Polandia. Di Amerika mereka berharap bisa mendapatkan apa yang mereka dambakan.
Ketika orang-orang Yahudi mulai membanjiri benua Amerika, suku ini hidup dalam gelimang penderitaan. Awalnya, mereka sama sekali tidak memiliki hak untuk bercocok tanam di Amerika (baca: bertani). Mereka harus menjadi “gelandangan” yang tinggal di sudut-sudut kota, yang tidak layak menjadi tempat tinggal manusia. Kaum Yahudi saat itu hidup dalam kemiskinan, tidak mempunyai identitas sosial yang diakui, serta bekerja secara serabutan untuk sekedar mempertahankan hidup.
A. Ciri Spekulasi Kaum Yahudi
Salah satu rahasia kecerdasan orang-orang Yahudi dalam konteks “terampil” menyikapi persoalan hidup adalah spekulasi. Namun, cara spekulasi orang-orang Yahudi selalu dilandaskan pada perhitungan yang matang.
Orang-orang Yahudi setelah mereka banyak berspekulasi baik untung atau rugi, mereka selalu mengambil pelajaran untuk dijadikan sebagai pijakan dalam spekulasi berikutnya.
Orang-orang Yahudi memang terampil dalam berspekulasi. Hal itu tampak dari kejeliannya membaca peluang untuk mendatangkan keuntungan materi yang mungkin tidak pernah dipikirkan oleh orang lain sebelumnya.
Fakta yang terjadi di Amerika ini menunjukkan bahwa orang-orang Yahudi memiliki keterampilan teknis dan semangat untuk mencari peluang usaha, tidak pernah menyerah, dan selalu bekerja keras.
B. Kemampuan Yahudi dalam Beradaptasi
Orang-orang Yahudi selalu belajar dari lingkungan, kemiskinan yang melilit dan marginalisasi etnis membuat mereka mampu menjadi kelompok yang unggul daripada kelompok yang lain.
Satu hal yang harus disadari adalah keberhasilan orang-orang Yahudi dimanapun mereka berada dan selalu berhasil beralih kelas; dari kelas marginal ke kelas menengah yang paling berpengaruh di semua negara termasuk di Amerika.
Orang-orang Yahudi mampu beradaptasi dengan pesatnya pertumbuhan industrialisasi. Kemampuan beradaptasi dengan industrialisasi ini juga tidak lepas dari faktor pengalaman bangsa Yahudi yang hidup dalam kemiskinan.
Orang Yahudi hanya mempertahankan satu identitas dan ciri khas saja, yaitu kecerdasan otak.
Dari kaum terpinggirkan dan termarginalkan, orang-orang Yahudi mampu menjadi kelompok kelas menengah yang sangat berpengaruh di Amerika hingga saat ini.
Apa yang dialami oleh orang-orang Yahudi di Amerika sebenarnya adalah pelajaran yang sangat berharga bagi bangsa-bangsa lain khususnya negara-negara berkembang agar mampu bangkit dari keterpurukan hidup. Orang-orang Yahudi mengajari kita bahwa kemiskinan tidak selamanya disebabkan oleh pelayanan dan kinerja pemerintah yang dinilai lamban. Namun, yang lebih penting adalah kemiskinan juga disebabkan oleh mental manusia yang kerdil dan lemahnya peran keluarga dalam membentuk generasi yang tidak mudah menyerah terhadap situasi apapun.
Identitas yang dipertahankan oleh orang-orang Yahudi hingga kini adalah identitas kelompok pekerja keras yang menjadi dasar utama bagi keturunan Yahudi berikutnya agar selalu bersaing secara sehat dalam segala aspek kehidupan, di mana pun mereka berada.
Yang menakjubkan, bermula dari penderitaan dan keterpurukan di Amerika, kini orang-orang Yahudi di negara adidaya mampu menjadi kelas elite. Kini, di Amerika Serikat, orang-orang Yahudi banyak yang menguasai posisi kekuasaan pemerintahan. Dominasi orang-orang Yahudi di sektor pemerintahan ini juga terjadi di hampir seluruh negara di Eropa, Afrika, Amerika, bahkan beberapa negara Asia, seperti Jepang, Korea Selatan dan China.