SEBUAH NAMA
Oleh: Kris Maryono
Director of Junalist Apenso Indonesia
Ustad Samin pimpinan Ponpes Modern “Rejeki Melimpah “merasa bangga,ada satu santri yang baru lulus mohon doa restu akan mendirikan Komunitas Seneng Ngaji (KSN)”Tanpa Aji”.
Ustad Samin mendengar nama KSN yang diceritakan santrinya,geleng-geleng kepala sembari berucap “Santriku…yang paling cerdas dan paling ganteng..apa sudah kamu pikirkan ,kamu memilih nama “Tanpa Aji”
Apa tidak ada pilihan lain,”ucap Ustad Samin.
“Saya sudah beristikarah untuk menentukan nama itu,selain berpuasa tiga hari ustad ,”Kata Santri sembari memandang ustad Samin.
“Terus apa makna tanpa aji”,imbuhnya.
tanpa bisa berati tidak ada,Aji bermakna penghargaan atau berharga
“Tanpa Aji.tiada penghargaan bagi komunitas atau perkumpulan itu.Yang Ada penghargaan hanya kepada Illahi Robbi,”terang Santri .
” Berati kamu siap menjalani kehidupannmu nanti tanpa aji,”ujar ustad Samin bernada tanya.
.”Siap ustad kalau sudah takdir,apa harus ditolak,”Pungkas Santri ustad Samin.
Seiring putaran waktu,santri ustad Samin di desanya mulai dikenal kalangan masyarakat,disamping populer dengan sebutan ustad “Slenk” juga disukai dengan “Joke-jole”humornya yang merakyat.Nama ustad”Slenk:”dengann Komunitas Ngaji Seneng”Tanpa Aji” namanya mulai naik daun hingga pelosok desa.Jaringan komuinikasinya ⁸dengan Kepala Keluraha,Kepala Desa sampai Pak Camat sangat bagus.
Dalam acara peringatan “bersih desa” desa tetangga ustad “Slenk”diundang untuk memberikan ceramah yang di helat di halaman balai desa.Di halaman balai desa malam saat ustad Slenk tampil cuaca cerah 150 lebih masyarakat yang hadir baik undangan maupun fans ustad yang suka pakai udheng(Ikat kepala.).Ustad Slenk duduk di barisan para pejabat desa diatas panggung setinggi 80 cm.Di atas panggung dalam ceramahnya,ustad Slenk selain mampu mengajak hadirin terhibur lewat humor-humornya yang spontan juga bisa memasukan petuah agama bermakna .Di sela -sela ceramahnya yang mampu menghibur pengunjung dihalaman balai desa,tiba-tiba di di tengah-tengah hadirin tidak jauh dari panggung penjual es lilin menawarkan dagangannya “Es lilin..Es lilin..Es lilin”.Ada pengunjung yang meneriaki Ustad Slenk.”Ustad Es lilin..”.Mendengar teriakan itu, ustad dengan santai berkesan canda berucap “Penjual Es lilin dijual sana ..goblok…nanti jika tidak laku ..itu takdir”
Mendengar kata-kata ustad yang dibarengi gelak tawa para pengunjung,Penjual es lilin sambil berjalan tetap tenang dan kemudian duduk di kursi kosong di bagian belakang .”Ya nasib..Gusti Allah maha mendengar “Gumam Penjulal es lilin setengah tua sambil melihat isi dagangannya yang masih tinggal separuh.
Selang satu hari pengajian yang membuat penjual es lilin dilecehkan,aktifitas pengajian di Padepokan “Tanpa Aji “berjalan seperti biasanya,hanya saja kali ini yang hadir warga desa setempat.Ketika ustad Slennk sedang memberikan ceramah dengan khidmad,tidak terduga di halaman pendopo dikejutkan datangnya puluhan warga desa sebelah meneriaki ustad Slek agar membubarkan Komumitas pengajian “Tanpa Aji” dan Ustad Slenk harus minta maaf kepada penjual es lilin.Disamping teriakan juga poster berisikan.beragam tulisan “Pensiun saja Ustad Slenk,Ustad tanpa adab”,”Tutup saja Tanpa Aji,memang ustadnya tidak ber-Aji”dan kalimat lain yang menyudutkan Ustad yang namanya belakangan semakin moncer.Ustad Slenk semakin terpojok bukan dari serbuan warga masyakat melainkan juga menjadi populer karena perisitiwa penjual es lilin diviralkan.Info tentang pelecehan penjual es lilin oleh ustad Slenk mulai melambung sampai terdengar di beberapa kepala desa dan pejabat kecamatan.Guna menebus kekhilafannya Ustad Slenk meminta maaf kepada penjual es lilin dan keluarganya.Apa daya nasi sudah menjadi bubur,Ustad Slenk hanya bisa merenungi nasibnya dan mengingat kata-kata Ustad Samin “Kamu sudah siap jika Tanpa aji benar-benar tanpa aji” .Kata-kata ustad Samin harus diterimanya dengan konsekuensi”Siap ustad,kalau itu sudah takdir”Jawabku penuh perasaan yakin “Takdir itu sekarang menghampiriku”Gumam Ustad Slenk dengan pandangan kosong.
Sidoarjo,Awal Des 2024.