SERAKAH
Dicuplik dari: BDK Banjarmasin, Kemenag RI, 15 Maret 2024
Apenso.id – Di dalam diri manusia tersimpan dua sifat yang selalu menyertainya dalam hidup, yaitu sifat baik dan buruk. Kedua sifat tersebut terus menerus berkompetisi untuk saling menguasai. Sifat buruk dimotori oleh setan dan nafsu, sedangkan sifat baik dikendalikan oleh keimanan dan hati nurani.
Keimanan dan hati nurani yang kuat akan menuntun seseorang untuk lebih mengedepankan sikap baik. Namun ketika hati telah di goda setan dan didominasi nafsu, maka seseorang akan terjerumus ke dalam sifat yang buruk. Salah satu jenis sifat buruk yang selalu menyengsarakan manusia adalah serakah.
Al quran menggambarkan sifat serakah yang terdapat dalam diri manusia seperti yang disebutkan dalam surah al-‘Adiyat ayat 6-8. “Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, (tidak berterima kasih) pada Tuhan-Nya. Dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan sendiri keingkarannya. Dan sesungguhnya cintanya pada harta benar-benar berlebihan”.
Mas Bayu (2020) memberi pengertian sifat serakah sama dengan loba, tamak, atau rakus. Suatu sifat yang tak pernah merasa puas dengan apa yang sudah diperolehnya. Atau dapat dikatakan serakah adalah kecintaan terhadap harta dunia secara berlebihan. Serakah merupakan penyakit hati yang bisa menjangkiti siapa saja. Orang yang serakah selalu menginginkan lebih, tidak peduli cara memperolehnya, apakah sesuai syariah atau tidak.
Rasulullah saw., bersabda, “Dua serigala yang lapar yang dilepas di tengah kumpulan kambing, tidak lebih merusak dibandingkan dengan sifat serakah manusia terhadap harta dan kedudukan yang sangat merusak agamanya”.
Berdasarkan hadits ini, sifat serakah manusia terhadap harta dan jabatan pasti akan merusak agamanya. Keserakahan manusia kepada harta dan kepemimpinan akan membawa kepada kezhaliman, kebohongan dan perbuatan keji. Bahkan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya.
Sifat serakah selalu memiliki konotasi negatif. Keserakahan membutakan hati nurani. Orang yang serakah hampir selalu tidak merasa cukup dengan apa yang sudah dimilikinya. Ia meminta lebih dari yang lain. Bahkan, orang lain harus rela tidak mendapatkan apa-apa demi kepuasan dirinya. Nasehat yang diberikan oleh orang tua kepada kita dulu adalah, “jangan serakah”, “harus mau berbagi dengan orang lain”.
Bagaimana agar kita terhindar dari sifat serakah? Mas Bayu memberikan 5 tipsnya, yaitu: (1) Bersyukur atas nikmat yang Allah swt berikan. (2) Membiasakan hidup sederhana dan jangan boros dalam membelanjakan harta. (3) Perbanyak sedekah di jalan Allah swt. (4) Rajin-rajinlah beribadah dan berdoa kepada Allah swt. (5) Selalu ingat bahwa harta benda yang kita peroleh di dunia ini akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat. Dengan begitu kita akan selalu termotivasi untuk memperoleh harta dengan cara yang halal.***