UMAHA MENDIDIK KEILMUAN DAN AKHLAK MULIA
Oleh: Gempur Santoso
(Dosen UMAHA Sidoarjo)
Apenso.id – Kebenaran empiris itu benar, tetapi bukan benar mutlak. Kebenaran mutlak hanya milik Allah SWT.
Mengikuti kebenaran empiris, akan lebih besar benar. Bukan coba-coba (probability) yang membuat tidak efektif tidak efesian bahkan boros. Tidak perlu probability lagi karena sudah ditemukan kebenaran empiris itu.
Untuk perguruan tinggi swasta. Telah beberapa atau berkali-kali diteliti (survey) bahwa mahasiswa baru itu lebih besar dari: gethok tular.
“Gethok tular” itu kebenaran empiris. Jadi segala hal yang baik layak di-gethok tular-kan itu penting. Gethok tular yang positif menjadikan image yang positif pula. Sesuatu yang positif itu akan menjadi pilihan.
Oleh karenanya. Kampus harus cukup laboratorium, lingkungan kampus harus sehat, kampus harus ada wahana kebebasan mimbar akademik. Nuansa ilmu erat dengan penelitian, jurnal, karya ilmiah lainnya. Sumber belajar tersedia dan mudah. Tidak bising dan suasana tenang nyaman untuk belajar mengajar. Tak kalah pentingnya toilet cukup, tertata rapi, indah dan bersih.
Itu semua menjadikan layak, ditangkap penca indra penghuni kampus (salah satunya mahasiswa) terkesan bagus positif layak di-gethok tular-kan.
Lain hal. Apabila kampus kumuh. Situasi kondisi terbalik dari hal di atas. Terjadi kesan negatif. Akan terjadi gethok tular negatif. Tentu hal seperti itu bukan menjadi pilihan.
Semua orang berharap masa depan cerah. Tidak ada manusia berharap masa depan suram. Oleh karena itu, kuliah di kampus yang memiliki ilmu dan mendidik ber-akhlak mulia, penting. Nuansa keilmuan, lingkungan sehat, itu penting. Semua itu belajar agar masa depan cerah.
(GeSa)
Telah dimuat juga di: https://www.khoirulngibad.net/