UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN

By: Suryadi

Director of Education Apenso Indonesia

Sejak awal didirikannya negara hingga saat ini Indonesia telah berusia 79 tahun.Negara tiada henti terus berupaya mengatasi semua masalah yang timbul dengan harapan dapat segera meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Dalam dunia pendidikan di negara kitapun tidak pernah sepi dari masalah-masalah terkait mutu pendidikan.Walaupun demikian, kita harus tetap optimis terus berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan.Dengan meningkatnya mutu pendidikan diharapkan dapat diperoleh SDM berkualitas tinggi agar dapat mengelola SDA demi kemakmuran rakyat.

“Dalam buku yang ditulis oleh Suharsimi Arikunto berjudul Evaluasi Program Pendidikan dituliskan faktor yang berpengaruh dan menentukan tinggi rendahnya prestasi belajar peserta didik, yaitu

  1. Keadaan fisik dan psikis siswa, yang ditunjukkan oleh IQ ( kecerdasan intelektual), EQ ( kecerdasan emosi ), kesehatan, motivasi, ketekunan, ketelitian, keuletan, dan minat.
    2.Kapasitas guru yang mengajar dan membimbing siswa, seperti latar belakang pendidikan, penguasaan keilmuan, baik kontent ataupun metodologis, dan kemampuan mengajar.
    3.Sarana pendidikan, yaitu ruang tempat belajar, alat-alat belajar, media yang digunakan guru, dan buku sumber belajar”.

Menurut pendapat saya ada yang perlu segera mendapat prioritas perbaikan terkait peningkatan mutu pendidikan yaitu:

1.Peningkatan penguasaan keilmuan dan kemampuan mengajar.
Tujuan teknologi pembelajaran adalah untuk memacu ( merangsang ) dan memicu ( menumbuhkan) belajar. Belajar adalah tujuannya dan pembelajaran adalah sarana untuk mencapai tujuan tersebut. Belajar, yang dapat terlihat dengan adanya perubahan pada pengetahuan, keterampilan, ataupun sikap, merupakan kriteria atau ukuran pembelajaran. Pada proses belajar, orang menanggapi, menafsirkan, dan merespon terhadap rangsangan, dan mengambil pelajaran dari akibat tanggapan tersebut.

Dewasa ini telah banyak usaha yang dilakukan untuk memudahkan proses- proses internal yang berlangsung ketika seseorang belajar. Atau, bila diungkapkan dari sisi konsepsi pembelajaran, usaha-usaha ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas variabel-variabel agar pengaruhnya pada proses-proses internal menjadi lebih efektif.

Menurut Gagne, dalam membuat urutan pembelajaran adalah ada tidaknya prasyarat belajar untuk suatu kapabilitas, dan apakah si belajar telah memiliki prasyarat belajar itu. Prasyarat belajar utama adalah ketrampilan-ketrampilan tingkat lebih rendah yang harus sudah dikuasai si belajar agar dapat belajar ketrampilan yang baru. Ketrampilan- ketrampilan ini juga merupakan bagian utama dari apa yang akan dipelajari kemudian.

Sebagai contoh, prasyarat yang berupa kemampuan pembagian bilangan bulat harus sudah dikuasai lebih dahulu agar dapat diperoleh ketrampilan baru.Kemampuan pembagian bilangan bulat dibutuhkan untuk menentukan gear rasio dalam sistem penggerak roda gigi dalam dunia automotif. Gear rasio (i)= jumlah gigi yang digerakkan ( 30 ) : jumlah gigi penggerak ( 15). Gear rasio (i) = 30 /15 = 2 / 1 = 2. Karena gear rasio > 1, maka dinamakan transmisi roda gigi reduksi, sehingga menghasilkan putaran out put lebih kecil dibandingkan putaran input.

2.Peningkatan sarana pendidikan.
Sarana pendidikan, yaitu ruang tempat belajar, alat-alat belajar, media yang digunakan guru, dan buku sumber belajar perlu terus ditingkatkan secara berkelanjutan. Kendala pembelajaran pasti ada. Kendala didefinisikan sebagai keterbatasan sumber- sumber belajar, seperti waktu, media, personalia, dan uang.

Reigeluth ( 1983 ), dalam diagramnya mengenai klasifikasi variabel-variabel pembelajaran, secara konkrit menunjuk kepada karakteristik isi dan kendala sebagai variabel yang harus dijadikan pertimbangan utama dalam pemilihan strategi penyampaian pembelajaran.

Adalah tidak mungkin seorang perancang pembelajaran akan memilih media yang tidak tersedia, atau memilih kelas besar padahal tidak ada ruangan yang dapat menampung jumlah siswa. Jadi kendala pembelajaran harus benar-benar diidentifikasi lebih dulu sebelum memilih suatu strategi pembelajaran.

Tersedianya media penting sekali untuk merangsang kegiatan belajar siswa. Interaksi antara siswa dengan media inilah yang sebenarnya merupakan wujud nyata dari tindak belajar. Hal belajar terjadi dalam diri siswa ketika mereka berinteraksi dengan media dan, karena itu, tanpa media, belajar tidak akan pernah terjadi.

Sebagai ilustrasi, interaksi si-belajar dengan media merupakan komponen penting. Interaksi belajar- mengajar bisa optimal jika rasio guru : siswa sangat ideal. Saya pensiunan guru SMK, pernah mengikuti pelatihan di VEDC Malang rasio penatar : petatar= 1 : 12, di P3GT Bandung 1: 12, di BLKI Malang 1: 16.Sedangkan di SMK rasio guru : siswa = 1 : 36.

Memang masih banyak masalah- masalah pendidikan yang perlu segera dicarikan solusinya. Saya tetap optimis, kendala- kendala dunia pendidikan secara bertahap akan bisa diselesaikan.Sehingga mutu pendidikan segera meningkat.***