Usaha Yang Ergonomis

Apenso.id. Setidaknya ada keseimbangan antara output dan input dalam suatu usaha. Walau awal usaha keseimbangan itu tidak mungkin terjadi, masih perlu intervensi.

Keseimbangan adalah salah satu paradigma ergonomi. Aktivitas apa saja. Penampilan ergonomi harus seimbang antara kapasitas dan tugas kerja.

Saat usaha pun tetap harus seimbang. Agar usaha dapat berjalan. Tentu ada intervensi modal yang ditanamkan sebelum ada keuntungan, kemandirian usaha.

Modal bisa dana, tenaga, pikiran, dan sebagainya termasuk modal dengkul setidaknya mampu melakukan sesuatu untuk usaha itu.

Tentu bukan modal rea-reo (memburu senang). Itu malah jauh dari berkah (barokah). Kira-kira begitu.

Setidaknya keuntungan itu untuk biaya proses produksi. Peralatan termasuk aplikasi, sistem, bahan, dan tenaga kerja.

Keuntungan usaha. Sangat ditentukan pada kemampuan penjualan (market). Keuntungan dari penjualan itu untuk membiayai semua terkait proses produksi, bahan, administrasi, dan lain-lain.

Segala usaha akan meningkat, dan hidup. Itu menurut hasil research, bahwa tergantung dari manajemen terbuka (open management).

Usaha tak perlu dulu dikembangkan membuat usaha baru. Sebelum usaha yang dirintis belum mandiri. Bila rakus membuat banyak usaha. Semua belum mandiri. Semua masih perlu support. Bila itu terjadi, tentu akan gulung tikar.

Oleh karena itu manajemen yang berjalan secara mapan (ada bentuk pengelolaan yang sesuai). Itu akan bisa langgeng.

Mencari hidup untuk hidup. Semakin mampu menghidupkan orang lain, maka kita akan semakin hidup. Semoga prinsip itu, dilakukan, menjadi amalan.

Salam sehat untuk semua dan barokah… Amiin yra.

Penulis : GeSa