Wagub Jatim Dorong BUMDes Berkolaborasi dengan UMKM
Apenso.id // Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak mendorong Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes bisa berkolaborasi dengan para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Ia meminta agar BUMDes tak bersaing dengan pelaku UMKM.
Emil mengatakan, adanya BUMDes bertujuan untuk menjadi jangkar bagi perekonomian di desa. Meski begitu, dia juga mengingatkan sesuai pernyataan dari Menteri Desa PDTT untuk BUMDes tak mengambil peluang usaha UMKM warga.
“Seperti warganya biasa (usaha) penyewaan (suatu) alat terus dikopi bisnisnya oleh BUMDes, kan kasihan,” kata Emil di Kota Malang, Jawa Timur.
Emil mendorong untuk BUMDes dan UMKM bisa berjalan beriringan, atau bukan saling bersaing.
Emil mencontohkan, misal suatu desa wisata bisa memiliki peluang untuk aktivitas BUMDes seperti membuka pujasera dengan berkolaborasi bersama penjual makanan dan minuman oleh para pelaku UMKM.
“BUMDes-nya bisa menyediakan kantin, mungkin bisa bagi hasil dengan UMKM-nya bisa jualan,” kata Emil dikutip dari laman kompas.com.
Selain itu, Emil mendorong kolaborasi antara BUMDes dengan UMKM bisa melakukan pengelolaan secara profesional. Untuk mendukung hal itu, Pemprov Jatim sudah meluncurkan program Klinik BUMDes.
Keberadaan BUMDes diharapkan terus mampu memberikan dampak peningkatan ekonomi yang positif di desa.
“Di dalam program Klinik BUMDes yang salah satunya inovasi terbaik nasional, sekitar tahun lalu atau dua tahun lalu, itu mencoba memberikan captive business, usaha-usaha yang istilahnya sangat potensial,” lanjut Emil.
Sebelumnya, pihaknya juga sudah memberikan suntikan modal usaha kepada 100 desa wisata untuk program pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19. Hal itu untuk mengaktifkan kembali usaha-usaha di desa yang terdampak pandemi Covid-19.
“Masing-masing diberi Rp 50 juta, siapa mereka yang sempat tutup bisa buka kembali usaha desa wisatanya, ini hanya salah satu contoh,” tambah Emil.
Ditanya soal peran desa wisata untuk mengangkat gairah UMKM, Emil mengatakan perlu dilakukan riset secara memadai. Namun, menurutnya desa wisata bila ditelaah secara kualitatif memiliki potensi sangat besar untuk konten lokal.
“Ruang untuk UMKM bisa jualan sangat tinggi, cuma karakter desa wisata agak beda dengan spot wisata besar seperti Jatim Park, itu yang datang bisa beribu (orang), kalau desa wisata ya mungkin 100-200,” ujar Emil.