Waspada,Taliban KARDUN Kembali Ingin Kuasai KPK?

APENSO.ID // Ingat kasus cicak buaya? Persaingan antara KPK dengan Kepolisian? Zaman Abraham Samad juga sudah begitu, kenapa sekarang masih ribut? Bahkan Samad ikutan demo? Dulu publik bela KPK dan kini bela Kepolisian.

Lucu saja… KPK adalah lembaga negara yang super body bahkan dari Polri dan Presiden sekalipun. Terlebih kini mereka sudah punya Dewas sendiri. Jadi mereka punya kewenangan menentukan SDM nya.

Masyarakat seperti kita tinggal awasi dan lihat saja bagaimana hasil kerjanya? Tidak perlu ngurus internal lembaga KPK. Samad dkk, punya kepentingan politik, maklum sebentar lagi 2024. Apalagi dengan BW (timses Anies) semua orang sudah paham dia punya agenda politik apa.

Berkali-kali dia bertarung dan berhadapan dengan kasus yang melibatkan Jokowi, tapi tidak pernah menang. Malah terbukti banyak rekayasa hukum yang dilakukan BW.

Nah, kalau Novel Baswedan memang dia sakit hati karena sudah disingkirkan. Hidden agenda utamanya ingin mengumpulkan pegawai-pegawai Taliban agar dia bisa bebas leluasa mengatur hukum di negeri ini.

Omong-omong, NB ini diterima kembali ke lembaga kepolisian, apakah jobnya khusus mengamati KPK dan menurunkan pimpinan KPK? Apa tidak ada pekerjaan lain yang lebih penting?

Sebuah sumber mengatakan, ada keterkaitan orang-orang seperti AS, BW dan NB ini dengan kasus 394 T yang tengah coba dibongkar oleh Mahfud MD dan Srimulyani. Kasus ini ditengarai melibatkan pegawai pemerintah yang berkait dengan kepentingan politik.

Kasus ini pula sejatinya akan diserahkan kepada KPK untuk diproses hukum. Sekarang ini kasus tengah dianalisa oleh Satgas yang dibentuk Mahfud dan Srimulyani.

Sumber tersebut mengatakan, wajar jika kelompok Novel dan BW merasa cemas dan harus segera mengantisipasi ambil tindakan. Terlebih mendekati 2024 diprediksi akan banyak transaksi politik dalam bentuk hot money.

Untuk itu, demisionerkan pimpinan KPK yang sekarang, lalu kuasai lagi melalui mekanisme perekrutan pimpinan KPK yang baru. Kapolri Sigit pun dituntut untuk bisa melihat permainan politik ini.

Kapolri yang tengah membangun citra di mata publik memang terlihat sedikit hati-hati karena mungkin saja dia juga khawatir kebijakan yang diambilnya bisa berujung tidak populis di mata masyarakat sipil.

Samad, BW dan NB cenderung mudah menguasai opini publik hingga mendapat dukungan masyarakat sipil (mahasiswa, ormas dan media oposan). Karena publik hanya melihat “kulit luarnya” saja, bahwa KPK semena-mena dan sebagainya.

Samad cs sengaja tidak “nyerang” Mahfud karena mereka yakin akan kalah di mata publik. Mereka lebih baik “memutar jalan” untuk sampai pada tujuannya, yakni KPK yang lebih mungkin diserang lalu kuasai. DPR biar disibukkan dan jika mungkin diadu-domba dengan pemerintah (Mahfud).

Angka 300 T lebih disebut sumber, bukan nominal yang main-main. Hal itu diyakini bukan hanya soal bisnis ritail (receh), tapi lebih ke investasi politik.

Penulis : Andy Adama Iftida Kaharudin Syach
(222020100059)
Mahasiswa Fakultas Bisnis, Hukum dan Ilmu Sosial
(Administrasi Publik)
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo